Jumat 03 Feb 2023 06:16 WIB

Pemprov Jabar Senin Ini akan Lunasi Utang Petani Milenial 

Petani milenial ini harus dikejar-kejar utang bank yang nominalnya mencapai Rp 1,3 mi

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, saat memberikan penjelasan terkait Program Petani Milenial di Gedung Sate, Kamis (2/2).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, saat memberikan penjelasan terkait Program Petani Milenial di Gedung Sate, Kamis (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jawa Barat akhirnya turun tangan terkait permasalahan yang dihadapi peserta petani milenial. Menurut Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, pihaknya tak akan lepas tangan terhadap masalah pemuda Petani Milenial yang dikejar utang bank setelah mengikuti program tersebut.

Yuke pun menepis anggapan Pemprov Jabar seolah lepas tangan. Menurut Yuke, pihaknya bakal segera melunasi utang pemuda itu yang dibayarkan ke Bank.

Baca Juga

“Hari Senin akan diselesaikan pembayaran kredit mereka," ujar Yuke, dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/2/2023).

Sebelumnya, seorang peserta Petani Milenial yang menggarap usaha tamaman hias, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rizky Anggara mengaku ia bersama kelompoknya yang tergabung dalam Petani Milenial angkatan pertama tidak pernah dibayar oleh salah satu perusahaan swasta yang menjadi offtaker atas program tersebut. Akhirnya, Rizky dan rekan-rekannya harus dikejar-kejar utang bank yang nominalnya mencapai Rp 1,3 miliar.

 

Yuke Mauliani menjelaskan, para peserta petani milenial budidaya tanaman hias ini dibentuk untuk mengisi peluang ekspor. Mereka, telah menyelesaikan masa kontrak program selama setahun.

"Tetapi produk yang akan mereka jual adalah produk yang akan diekspor. Dan negara tujuannya di Eropa. Di perjalanan kami tidak pernah membayangkan akan terjadi perang," ujar Yuke dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/2/2023).

Padahal, kata dia, negara yang akan dilintasi adalah negara terdampak yang akhirnya mengakibatkan terjadinya gagal ekspor. Akibat gagal ekspor,  produk tanaman hias yang sudah dipesan tak bisa dibayar oleh offtaker.

"Artinya dampaknya pada pembayaran dan pembayaran terhadap produk yang sudah mereka buat. Dampak lainnya jadi tidak bisa membayar kredit ke bank. Itu kronologinya," paparnya.

Yuke pun berjanji Pemprov Jabar tak akan lepas tangan terkait hal ini. Karena, ia sudah mendapat instruksi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk segera menuntaskan perkara tersebut.

"Kami dari Pemprov Jabar tak akan lepas tangan. Insya Allah dalam waktu dekat hari Senin akan kita selesaikan pembayaran kredit mereka ke bjb," katanya.

"Sekali lagi saya atas nama Pemprov Jabar menyampaikan permohonan maaf apabila ada ketidaknyamanan. Insya Allah akan kami selesaikan segera," imbuhnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement