Jumat 02 Jul 2021 17:32 WIB

Pekan Depan, RSUD dr Slamet Garut Khusus Tangani Covid-19

Seluruh tempat tidur di RSUD dr Slamet akan aktif untuk isolasi pasien Covid-19.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pekan Depan, RSUD dr Slamet Garut Khusus Tangani Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Diskominfo Garut
Pekan Depan, RSUD dr Slamet Garut Khusus Tangani Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- RSUD dr Slamet Kabupaten Garut terus disiapkan untuk dialihdungsikan jadi rumah sakit (RS) khusus menangani pasien Covid-19. Rencananya, RSUD dr Slamet akan mulai efektif dijadikan RS khusus penanganan pasien Covid-19 mulai pekan depan.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Rita Sobariah mengatakan, pihaknya sudah mulai melakukan persiapan mengalihfungsikan RSUD dr Slamet sejak 1 Juli. Ia menyebutkan, seluruhnya tempat tidur di RSUD dr Slamet akan aktif untuk isolasi pasien Covid-19 mulai Senin, 5 Juli 2021.

"Kurang lebih ada 500 bed di sana yang disiapkan untuk merawat pasien Covid-19," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (2/7).

Menurut dia, sejak kemarin, layanan rawat inap dan instalasi gawat darurat (IGD) untuk pasien non covid di RSUD dr Slamet sudah ditutup. Namun untuk pasien yang sudah dalam perawatan di RSUD dr Slamet akan dituntaskan hingga selesai.

Rita mengatakan, saat ini alih fungsi RSUD dr Slamet jadi RS khusus penanganan pasien Covid-19 masih dalam masa transisi. Manajemen RSUD dr Slamet masih mempersiapkan seluruh tempat tidur yang ada untuk isolasi pasien Covid-19.

Ihwal tenaga kesehatan (nakes), ia menjelaskan, sementara belum ada rencana untuk melakukan rekrutmen. Pihak RSUD dr Slamet masih akan mengoptimalkan nakes yang ada. 

"Dokter spesialis di sana juga akan dilibatkan untuk memeriksa pasien Covid-19. Belum ada rencana untuk rekrutmen baru," kata dia.

Rita menambahkan, selain mengalihfungsikan RSUD dr Slamet untuk penanganan pasien Covid-19, pihaknya juga mulai membuat tempat isolasi mandiri di desa-desa. Pemerintah desa juga sudah mulai mempersiapkan mendirikan tempat isolasi terpusat. 

"Memang belum seluruh desa ada. Mereka juga harus mencari lokasi tepat, yang sesuai ketentuan untuk isolasinya," kata dia.

Sementara itu, Direktur RSUd dr Slamet, Husodo Dewo Adi mengatakan, saat ini pihaknya sudah tak lagi menerima pasien non-Covid-19 di IGD atau di rawat inap. Pasien rawat jalan juga nantinya akan dialihkan ke RS swasta lainnya. 

"Karena nanti secara keseluruhan akan digunakan untuk pasien Covid-19," kata dia.

Namun, menurut dia, pihaknya masih harus menjalin koordinasi lebih baik dengan RS swasta lain yang menjadi rujukan. Sebab, ia menilai, saat ini koordinasi dengan fasilitas kesehatan lain belum berjalan baik terkait sistem rujukannya.

Ia mengungkapkan, hingga Jumat siang masih banyak pasien dari fasilitas kesehatan lain yang merujuk ke RSUD dr Slamet. "Pasien yang datang sendiri juga banyak. Mungkin karena informasinya belum jelas. Kita akan memperkuat koordinasi kalau nanti Senin sudah tak bisa lagi," kata dia.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, ketika RSUD dr Slamet sudah efektif hanya menangani pasien Covid-19, pasien umum lainnya akan dirujuk ke RS lain. Menurut dia, masih ada beberapa RS di Kabupaten Garut yang dapat menangani pasien non-Covid-19.

"Karena yang khusus untuk pasien Covid-19 hanya RSUD, RS Medina, dan RS Guntur. Tapi Guntur masih menerima pasien lain, Medina juga polinya masih bisa untuk pasien umum," kata dia.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, saat ini terdapat empat RS rujukan Covid-19, yaitu RSUD dr Slamet, RSUD Pameungpeuk, RS Guntur, dan RS Medina. Sementara RS rujukan non-Covid-19 yaitu RSUD dr Slamet (khusus pelayanan hemodialisa dan thalasemia), RSUD Pameungpeuk, RS Guntur, RS Nurhayati, RS Annisa Queen, RS Intan Husada, dan RS Medina (khusus rawat jalan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement