Rabu 08 Sep 2021 14:13 WIB

Rawan Bencana, BPBD Sukabumi Dorong Mahasiswa Siaga Bencana

Semakin tinggi kerentanan, semakin berisiko terhadap bencana.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Fakhruddin
Rawan Bencana, BPBD Sukabumi Dorong Mahasiswa Siaga Bencana (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Rawan Bencana, BPBD Sukabumi Dorong Mahasiswa Siaga Bencana (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi berupaya menguatkan kesadaran dan pemahaman terhadap bencana di lingkungan kampus. Salah satunya mengajak sekaligus mengedukasi kepada kurang ratusan mahasiswa baru dan elemen kampus untuk respon dan siap siaga selalu terhadap bencana.

Misalnya dilakukan BPBD Kota Sukabumi saat memfasilitasi kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) STIKES Kota Sukabumi secara daring, Selasa (7/9) lalu. ''Pada momen itu disampaikan Golden Time pada saat darurat, orang terselamatkan karena faktor kesiapsiagaan yang dimulai dari diri sendiri,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami.

Oleh karenanya membangun sikap respon dan siaga harus diawali dengan mengenal jenis bahaya yang ada di lingkungan sekitar. Pasalnya Sukabumi dikenal sebagai daerah yang luas dengan kondisi geografis, hidrologis, klimatologis, geologis dan demografis yang berpotensi tinggi terhadap bencana geohidrometeorologi.

Misalnya gempa bumi, longsor, banjir dan cuaca ekstrem. Hal ini ditunjukkan posisi nya pada indek risiko bencana di kelas menengah dan tinggi sebagaimana yang dirilis BNPB dalam IRBI 2020 di angka 114,40 untuk Kota Sukabumi dan 190,75 untuk Kabupaten Sukabumi.

''Ajakan sadar lingkungan hidup dan kesiapsiagaan bencana di perguruan tinggi ini penting,'' ungkap Zulkarnain. Sebab, mahasiswa harus paham jenis potensi bahaya apa saja yang dihadapi.

Di mana bahaya atau ancaman serta kerentanan merupakan variabel risiko yang memicu terjadinya bencana. Semakin tinggi kerentanan, semakin berisiko terhadap bencana terlebih kalau kapasitas tidak ditingkatkan secara rutin dan teratur.

Sehingga ungkap Zulkarnain, dituntut kapasitas mumpuni dengan mitigasi struktural dan kultural, demi tangguh menghadapi nya mulai dari gempa bumi, banjir, longsor, puting beliung, hingg erupsi gunung api. Salah satunya mahasiswa merupakan aset dan agen lokal dalam pengurangan risiko bencana di perguruan tinggi untuk selanjutnya diterapkannya di masyarakat.

Contohnya kata Zulkarnain, STIKES Sukabumi sejak tahun 2019 sudah membangun komitmen ketangguhan dengan melakukan kerjasama dengan BPBD kota Sukabumi dalam Penanggulangan Bencana. Harapannya perguruan tinggi kesehatan ini diajak terus tetap menjaga ketangguhan yang selama ini sudah berlangsung baik melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Caranya dengan terus mendorong seluruh dosen, mahasiswa serta sivitas akademika memiliki tanggung jawab yang sama dalam pengurangan risiko bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement