Ahad 27 Mar 2022 14:16 WIB

Pilot Project Sistem Manajemen Kebocoran Air Pintar Sukses di Kota Sukabumi

Proses deteksi kebocoran dan pemeriksaan menggunakan alat IoT Sonic M1.

Petugas Perumda Air Minum Tirta Bumi mengecek jaringan air bersih ke rumah warga.
Foto: Istimewa
Petugas Perumda Air Minum Tirta Bumi mengecek jaringan air bersih ke rumah warga.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pilot project sistem manajemen kebocoran air untuk menurunkan angka non revenue water (NRW) atau air tak berekening sukses diaplikasikan di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Hasil tersebut diperoleh setelah Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan WI Plat Co Ltd, Sanghoon Cha didampingi CEO PT Supra Internasional Indonesia, Adhi Pramudito melakukan kunjungan kerja ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Bumi Wibawa, Selasa 22 Maret 2022.

Kunjungan kerja yang berlangsung selama tiga hari itu merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya untuk Proyek Percontohan Penerapan Sistem Manajemen Kebocoran Air di Kota Sukabumi melalui program KOICA CTS.

Proses deteksi kebocoran dan pemeriksaan menggunakan alat IoT Sonic M1 telah dilakukan pada lebih dari 2500 titik sambungan pada bulan Februari dan Maret 2022. Data pemantauan telah diolah oleh Artificial Intelligence secara realtime dan menghasilkan beberapa suspek titik kebocoran air.

Kini, ketiga pihak yang sebelumnya melakukan kerja sama secara virtual ini bersama-sama dapat melakukan pemantauan langsung titik kebocoran air yang sebelumnya telah dilakukan oleh tim Perumda Tirta Bumi Wibawa bersama PT Supra Internasional Indonesia menggunakan teknologi pendeteksi kebocoran air Sonic M1 dari WI Plat Co Ltd. 

Teknologi pencari kebocoran air Sonic M1 dari WI Plat Co Ltd merupakan teknologi baru yang diterapkan di Indonesia dengan mendeteksi gelombang akustik suara kebocoran air yang berada di saluran pipa melalui IoT, Artificial Intelligence dan Cloud Technology.

Gelombang akustik suara tersebut kemudian dianalisis oleh AI dengan interpolasi menyeluruh antara data debit, tekanan air, ketinggian elevasi, dan tingkat kebocoran. Identifikasi kebocoran air dengan Sonic M1 telah dilaksanakan pada dua DMA area studi, yaitu Batukarut dan Kadudampit.

Bertempat di Kantor Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa, Sanghoon Cha bersama Senior Engineer, Daeyang Kim membahas tentang hasil pendeteksian kebocoran air sebagai penyesuaian data yang terbaca pada alat yang telah dikirimkan ke Korea Selatan. 

"Alat yang digunakan sudah baik dan mendapatkan hasil perkiraan titik kebocoran air, selanjutnya diperlukan penyesuaian dengan kondisi lapangan di Indonesia, sehingga diperlukan validasi kunjungan kerja langsung di Indonesia," kata Sanghoon Cha. 

Sanghoon Cha dan Daeyang Kim menerapkan teknologi baru yang digunakan untuk mengukur tekanan air secara berkala, yaitu Sonic M2. Menurutnya, kunjungan ke Indonesia juga bertujuan untuk memberikan pengarahan kepada teknisi Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa untuk dapat mengaplikasikan Sonic M2. 

"Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan data Sonic M2, diharapkan dapat menemukan beberapa titik kebocoran yang dapat diperbaiki di lapangan," katanya. 

Pada kesempatan ini, Wali Kota Sukabumi, Achmad Fachmi mengatakan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi melalui Perumda Tirta Bumi Wibawa berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas air untuk masyarakat sekitar. Dengan adanya manajemen kebocoran air pintar ini Kota Sukabumi akan semakin maju untuk dapat menjadi Smart City 

Sementara Direktur Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa Abdul Kholik Fajdawani mengatakan, alat pendeteksi kebocoran air dari perusahaan Korea Selatan itu berfungsi dengan baik, bahkan jajarannya telah mengetahui dimana saja titik-titik kebocoran air melalui aplikasi web based dan android based. 

Abdul Kholik juga mengatakan bahwa secara umum, alat tersebut bisa diaplikasikan di Kota Sukabumi. Selain menggunakan alat Sonic M1 di dua lokasi, yakni Batukarut dan Kadudampit, pihaknya juga memasang ultrasonic water meter untuk membaca pengaliran air secara langsung selama 24 jam.

"Dari trend air itu kita dapat mengetahui tingkat kebocoran air berapa liter/detik dan berapa liter yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Kita gunakan alat itu karena tingkat kebocoran yang ada cukup tinggi, angka kebocoran yang muncul ke atas (permukaan) cuma 10 persen, sisanya 90 persen ke bawah (permukaan)," papar Abdul Kholik. 

Pihaknya pun sangat mengharapkan tindaklanjut dari Proyek Percontohan Penerapan Sistem Manajemen Kebocoran Air dan dapat bekerja sama ke depannya dengan baik.

Sebelumnya diberitakan, Kota Sukabumi menjadi pilot project penerapan sistem informasi kebocoran air bersih berbasis internet untuk meningkatkan layanan air bersih bagi warganya. 

Hal itu ditandai dengan peluncuran Sistem Manajemen NRW Cerdas dan GIS (Geographic Information System) Terpadu IoT (Internet of Things) Hebat yang dikembangkan oleh Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa oleh Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, Rabu (27/10/2021).

Achmad Fahmi menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berusaha berkolaborasi dengan Kota Sukabumi mewujudkan pelayanan air bersih yang lebih baik. Menurut dia, penyediaan air bersih merupakan kewajiban pemerintah, khususnya menjadi tugas dan tantangan bagi Pemerintah Kota Sukabumi dan Perumda TBW untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat Kota Sukabumi.

"Kita menyadari bahwa dengan berkolaborasi dengan banyak pihak, masyarakat Kota Sukabumi akan sangat terbantu dalam mendapatkan air bersih serta pilot project ini dapat menjadi icon kebanggaan bersama," kata Fahmi.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement