Senin 08 Aug 2022 13:54 WIB

Srikandi Bandung Berkebaya Minta Kebun Binatang tidak Disegel 

Kebun Binatang Bandung dan Pemkot Bandung tengah berkonflik di PN Bandung.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Petugas berjaga-jaga di depan Kebun Binatang Bandung.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petugas berjaga-jaga di depan Kebun Binatang Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan srikandi dari berbagai kalangan dan profesi melakukan aksi berkebaya di Kebun Binatang Bandung, Senin (8/8/2022). Mereka ingin menunjukkan bahwa berkebaya dapat dipakai dalam berbagai kegiatan sekaligus meminta agar Kebun Binatang Bandung tidak disegel.

Para srikandi mayoritas memakai kebaya dengan warna merah dan putih. Mereka pun terlibat dalam penandatangan di sebuah spanduk yang berisi kalimat agar Kebun Binatang tidak ditutup.

Ketua penyelenggara acara Ratu Rinny Ariani mengatakan, kegiatan berkebaya dilakukan sebagai wujud sosialisasi bahwa berkebaya dapat dilakukan dalam setiap aktivitas apapun. Serta mencintai untuk berkebaya.

"Intinya mengajak lebih mencintai (berkebaya)," ujarnya, Senin (8/8/2022). Dia menuturkan, selama ini berkebaya hanya dilakukan pada kegiatan resmi seperti acara pernikahan atau acara resmi yang lainnya.

Padahal, berkebaya dapat dilaksanakan pada kegiatan lainnya yang tidak resmi seperti sepatu roda. Dia pun melihat, para srikandi yang ikut terlibat antusias mengikuti kegiatan berkebaya.

"Di sini turut hadir perkumpulan sepatu roda yang memakai kebaya saat bersepatu roda," katanya.

Dia menambahkan, turut memberikan komentar terkait adanya rencana penyegelan Kebun Binatang Bandung akibat konflik yang terjadi. Pihaknya berharap agar rencana tersebut tidak dilakukan.

"Saya miris katanya mau disegel, kita akan mempertahankan jangan sampai disegel (kebun binatang bandung)," katanya. Apabila terealisasi, maka masyarakat yang akan menikmati objek wisata tersebut akan kehilangan kesempatan.

Anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kota Bandung dan Kota Cimahi Nico Siahaan mengapresiasi para srikandi yang melaksanakan kegiatan berkebaya di Kebun Binatang Bandung. Dia berharap, kegiatan serupa tersebut dapat terus berjalan ke depan.

Meski saat ini Kebun Binatang Bandung sedang mengalami konflik. Dia mengajak, agar masyarakat tidak melihat masalah tersebut dan lebih melihat ke depan kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan.

"Ini semua aset yang (harus) dikembangkan dan dilestarikan, kepada semua pihak bisa duduk melihat bersama dan jelas. Jangan ada ego," katanya.

Sebelumnya, Kebun Binatang Bandung dan Pemkot Bandung tengah berkonflik di Pengadilan Negeri Bandung terkait kepemilikan lahan. Pihak Pemkot Bandung mengklaim, lahan tersebut merupakan aset mereka dan meminta pengelola membayar sewa Rp 13,5 miliar. Apabila tidak digubris, maka akan berpotensi disegel.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement