REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut, Rudy Gunawan, telah menginstruksikan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk melakukan pemantauan ke seluruh wilayah Kabupaten Garut usai terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,1 pada Sabtu (3/12/2022). Berdasarkan hasil pemantauan pada Ahad (4/12/2022), tak ada kerusakan signifikan akibat pascagempa.
Rudy mengakui, kekuatan gempa di daerahnya itu cukup dahsyat dan membuat kepanikan yang luar biasa. Apalagi, sejumlah wilayah di Kabupaten Garut sedang turun hujan dengan intensitas tinggi saat terjadi gempa bumi.
"Tapi alhamdulillah, ini adalah berkat pertolongan Allah SWT, tidak ada satu korban jiwa pun dalam bencana gempa bumi kemarin. Tentu kalau rumah ada yang retak ya, ada banyak, tapi tidak mengakibatkan roboh," kata dia melalui siaran pers, Ahad.
Berdasarkan hasil pemantauan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut merasa tidak perlu menetapkan status darurat bencana atas pascagempa. Namun, menurut Rudy, pihaknya bersama forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten Garut akan memberikan sumbangan kepada masyarakat yang terdampak gempa bumi melalui anggaran belanja tidak terduga (BTT).
"Meskipun tidak ditetapkan sebagai status (darurat), kami juga akan memberikan bantuan," ucapnya.
Rudy memastikan, gempa bumi yang terjadi pada Sabtu sore itu tidak berdampak signifikan. Justru, yang membuat gempa bumi itu menjadi luar biasa adalah banyaknya hoaks yang beredar. Bahkan, dia mengaku, dihubungi oleh banyak menteri untuk mengkonfirmasi isu yang bersliweran di media sosial.
"Nah kami nyatakan bahwa itu adalah hoaks, jadi baik Polres maupun Diskominfo dan Kodim, melakukan klarifikasi bahwa itu adalah hoaks. Namun, kita waspadai, saya waspada, karena sekarang ini kita masuk musim hujan hidrometerologi," kata dia.
Dia menegaskan, sejauh ini kondisi di Kabupaten Garut masih dalam keadaan aman. Menurut dia, tidak ada rumah yang mengalami rusak berat serta tidak ada korban jiwa akibat kejadian gempa bumi tersebut.
Namun, dia tetap mengimbau, masyarakat untuk waspada terhadap bencana gempa bumi. Masyarakat yang tinggal di pinggir tebing diminta mengungsi apabila terjadi gempa bumi.
"Kita kan sudah ada SOP mengenai mitigasi bencana di desa, mana tempat (evakuasi) kan sudah dibuat dari sejak 2017," kata dia.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, terdapat 35 rumah di delapan kecamatan yang terdampak akibat bencana gempa pada Sabtu sore. Selain itu, ada dua sekolah yang juga terdampak gempa bumi.