Kamis 05 Jan 2023 16:25 WIB

Kegagalan Kevin McCarthy Pertanda Partai Republik Terpecah

Kevin McCarthy berulang kali gagal terpilih sebagai Ketua House of Representatives.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy berulang kali gagal untuk terpilih sebagai Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS).
Foto: AP/J. Scott Applewhite
Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy berulang kali gagal untuk terpilih sebagai Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy berulang kali gagal untuk terpilih sebagai Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS). Ini adalah pertama kalinya sejak 1923 mereka gagal memilih pemimpin setelah pemungutan suara putaran pertama.

Seharusnya ini bisa menjadi putaran kemenangan bagi Partai Republik, karena mengambil kendali majelis rendah setelah pemilihan pada  November. Sebaliknya, McCarthy menghadapi pemberontakan dari dalam barisannya sendiri. Anggota Kongres California itu telah kehilangan tiga suara berturut-turut untuk menduduki kursi ketua the House. 

Baca Juga

Partai Republik dengan suara tipis memenangkan kendali the House pada November, sehingga McCarthy hanya memiliki beberapa suara tersisa dalam upaya untuk menjadi Ketua. Menurut seorang pengamat, keretakan di internal Partai Republik sudah lama terjadi.

"Kevin McCarthy sudah lama tidak berteman dengan segmen tertentu dari kaukus, dia punya banyak musuh. Ada orang yang tidak menyukainya karena alasan politik, atau karena alasan pribadi," kata seorang pelobi Republik, yang berbicara dengan syarat anonim pada Selasa (3/1/2023), dilaporkan BBC.

McCarthy mengadakan negosiasi dengan para pengkritiknya dan menawarkan konsesi untuk mencoba mengambil suara mereka. "Fakta bahwa dia sedang bernegosiasi dengan Partai Republik membuatnya terlihat sangat, sangat lemah hingga putus asa," kata pelobi dari Partai Republik itu.

Namun pendekatan McCarthy sia-sia. Dalam tiga suara berturut-turut, McCarthy gagal mencapai ambang batas 218 suara yang disyaratkan.  Meskipun Partai Republik memegang 222 kursi, mereka telah memantapkan diri untuk menentang McCarthy. Mereka menentang McCarthy atas dasar ideologis dan pribadi, tetapi juga melihat peluang untuk mengeksploitasi mayoritas tipis Partai Republik untuk memaksa konsesi lebih lanjut darinya.

Jika Partai Republik tidak dapat menjalankan majelis rendah Kongres secara efektif, maka dapat menghambat kemampuan the House untuk menjalankan beberapa fungsi intinya seperti mengesahkan RUU pengeluaran atau menaikkan plafon utang. Pengamat politik di Washington mulai melontarkan berbagai teori tentang drama yang terjadi di parlemen. Mereka memprediksi McCarthy akan menang, atau dia mundur dan mendukung wakilnya, Perwakilan Steve Scalise dari Louisiana. 

"Pada satu sisi, McCarthy pada dasarnya adalah sandera di partainya," kata Ruth Bloch Rubin, seorang ilmuwan politik di University of Chicago.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement