REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Merespons maraknya pencurian buku pelajaran, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu sudah meminta pihak sekolah memberlakukan piket guru. Bahkan, ada guru di sejumlah sekolah yang rela piket malam.
Beberapa bulan terakhir dilaporkan terjadi kasus pencurian buku pelajaran di sekolah, yang tersebar di sejumlah wilayah Kabupaten Indramayu. Kepala Bidang Pembinaan SD Disdikbud Kabupaten Indramayu, Baman, mengatakan, sejak mencuatnya kasus pencurian buku pelajaran di sekolah pada Desember 2022, instansinya sudah mengeluarkan surat edaran.
Surat edaran itu ditujukan kepada kepala sekolah, baik negeri maupun swasta, dan pengawas SD se-Kabupaten Indramayu. Salah satu poinnya agar dibuat jadwal piket guru di sekolah. “Piket itu sudah dilaksanakan dari pagi sampai sore dan ada juga sekolah yang menerapkan piket malam,” kata Baman kepada Republika, Rabu (11/1/2023).
Baman mencontohkan di SDN Loyang 1 dan SDN Loyang 2, Kecamatan Cikedung. Sejumlah guru piket malam bersama-sama. “Itu kerelaan para guru sebagai bentuk tanggung jawab mereka,” kata Baman.
Menurut Baman, hanya guru laki-laki yang piket malam. Sedangkan guru perempuan mendapat giliran piket sore.
Ditanya soal petugas penjaga sekolah pada malam hari, Baman mengatakan, pihak sekolah tidak memiliki anggaran untuk mempekerjakannya. Dalam anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), kata dia, tidak ada alokasi untuk mengangkat penjaga malam di sekolah. Namun, kata dia, apabila komite sekolah turut berperan untuk mengangkat penjaga malam, hal itu hendaknya tidak dihalangi.
Sebelumnya Disdikbud Kabupaten Indramayu mendapat laporan dari puluhan sekolah terkait pencurian buku pelajaran. Jajaran Polres Indramayu sudah mengungkap kasus itu dan menangkap tersangka pencuri, juga penadah. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka diduga sudah melakukan pencurian buku di 37 sekolah, sebagian besarnya di wilayah Indramayu. Total buku yang dicuri disebut sekitar 12 ton.
Karena tersangka sudah ditangkap, Disdikbud Kabupaten Indramayu berharap agar polisi bisa membantu mengembalikan buku-buku pelajaran tersebut ke sekolah.
Baman mengatakan, pihaknya juga mendorong sekolah-sekolah yang menjadi korban pencurian buku pelajaran untuk segera menerapkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka ini secara bertahap akan diterapkan di semua sekolah. Selain menggunakan buku dan modul, kata dia, ada materi pembelajaran Kurikulum Merdeka juga bisa diakses secara digital.
Bagi siswa yang tidak memiliki gawai, menurut Baman, akan difasilitasi pihak sekolah untuk mencetak materi pembelajaran tersebut. “Anak-anak nanti tidak perlu bayar karena sudah ada alokasi anggarannya di BOS. (Materi pembelajaran) tinggal di-print saja,” kata dia.