Jumat 14 Jul 2023 23:40 WIB

Boyong Camat-Kades, Wali Kota Pariaman Belajar Kelola Desa Wisata di Jateng

Desa punya potensi dan inisiatif untuk dikembangkan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Ganjar mendampingi Walikota Pariaman Genius Umar, yang sedang melakukan studi tiru kepala desa, lurah dan camat se-Kota Pariaman, Provinsi Sumatra Barat ke Semarang.
Foto: Dok. HPJT
Ganjar mendampingi Walikota Pariaman Genius Umar, yang sedang melakukan studi tiru kepala desa, lurah dan camat se-Kota Pariaman, Provinsi Sumatra Barat ke Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Para camat, lurah, dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat daerah (OPD) di Kota Pariaman, Provinsi Sumatra Barat, diboyong wali kota daerah setempat untuk belajar pengelolaan desa wisata kepada Pemerintan Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Pariaman Genius Umar beserta rombongan yang berjumlah 95 orang dibawa mengunjungi Desa Wisata Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jumat (14/7).

Selain mendapat penjelasan langsung dari Ganjar, rombongan dari Pariaman juga bisa menikmati suguhan kuliner lokal. Di antaranya, sego tonjok, nasi iriban, bubur suweg, kopi klotok, es dawet, sego iriban, buntil, dan aneka kuliner tradisional lainnya.

“Ini saya menerima kunjungan dari Pak Wali Kota Pariaman ada camat, lurah/kades untuk bicara soal desa wisata. Maka, saya ajak ke Desa Lerep ini,” kata Ganjar Pranowo, di lokasi Pasar Jajanan Desa, di kawasan Embung Sebligo, Desa Lerep.

Desa Wisata Lerep, jelas gubernur, sudah teruji. Mulai dari daerah yang sangat kering, bantuan keuangan yang dipakai membangun embung dan dimanfaatkan untuk pertanian tapi juga pariwisatanya booming, beberapa kali menjadi juara.

Di hadapan wali kota Pariaman dan rombongan, ia menjelaskan kunci keberhasilannya dalam memgembangkan desa wisata di Jateng. Pertama, bagaimana desa punya potensi dan inisiatif untuk dikembangkan.

Kedua, peran serta pemerintah kabupaten/kota dan provinsi dalam memberikan dukungan. “Sehingga, kawan-kawan kades di Jateng ini intens menjalin komunikasi dengan kami dan tindaklanjutnya ada bantuan keuangan (bankeu) yang diarahkan ke desa,” jelasnya.

Dalam hal regulasi, masih jelas Ganjar, keseriusan dalam mengembangkan desa wisata juga dilakukan melalui penyusunan Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2019 dan Peraturan Gubernur (Pergub) Jateng No 53 Tahun 2019.

“Khusus buat desa wisata memang kita buatkan perda dan pergub, sehingga keuangannya bisa masuk dan berkembang dengan cepat. Dan pemerintah di atasnya termasuk saya juga bertugas  mempromosikan,” ungkapnya.

Sehingga, dari 299 desa wisata di 2018 terus meningkat menjadi 353 desa wisata di 2019, 633 desa wisata pada 2020, 717 desa wisata di 2021. “Hingga di 2023 ini, Jateng telah memiliki 818 desa wisata dan semuanya berjalan dan tersebar di 35 kabupaten/kota,” jelasnya.

Pada kurun waktu 2020- 2023, masih kata gubernur, pemprov juga menyalurkan bantuan kepada 631 desa wisata. Bantuan keuangan untuk pengembangan itu nilainya mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 1 miliar.

Bantuan keuangan diberikan kepada tiga kategori desa wisata maju senilai Rp 1 miliar, desa wisata berkembang Rp 500 juta dan desa wisata rintisan Rp 100 juta. “Desa Wisata Lerep ini salah satu penerima bantuan Rp 1 miliar,” katanya.

Sementara, Wali Kota Pariaman, Genius Umar menyampaikan keberhasilan dalam mengelola dan mengembangkan desa wisata menjadi alasan untu belajar ke Jateng.

Genius mengaku, di daerahnya juga punya beberapa desa wisata, namun karena pengelolaannya masih belum maksimal, maka harus belajar ke Jateng. “Jateng menjadi tempat yang tepat untuk dijadikan mentor kemajuan desa wisata,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement