Ahad 10 Dec 2023 23:29 WIB

Nuxcle akan Beri 'Nyawa Baru' 200 Juta Kendaraan Roda Dua di Asia Pasifik

Nuxcle memfokuskan pada konversi kendaraan konvensional menjadi listrik

Perusahaan start up kendaraan listrik asal Indonesia, Nuxcle, berencana memberikan nyawa baru ke lebih dari 200 juta kendaraan roda dua konvensional di Asia Pasifik.
Foto: dok istimewa
Perusahaan start up kendaraan listrik asal Indonesia, Nuxcle, berencana memberikan nyawa baru ke lebih dari 200 juta kendaraan roda dua konvensional di Asia Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan start up kendaraan listrik asal Indonesia, Nuxcle, berencana memberikan 'nyawa baru' ke lebih dari 200 juta kendaraan roda dua konvensional di Asia Pasifik. Dengan 'nyawa baru' itu, kendaraan roda dua konvensional itu dapat menjadi kendaraan yang lebih ekonomis, lebih hijau, dan memungkinkan menjadi aset yang lebih produktif.

"Misi kami di sini tidak hanya sekedar berbicara tentang masa depan dalam bentuk naratif, kami di sini untuk mewujudkanya," kata CEO Nuxcle Arif Fajar Saputra dalam siaran pers, Sabtu (9/12/2023).

Dia menyampaikan hal itu usai kurang lebih delapan hari berpartisipasi dalam COP28UAE. Dia menjelaskan, dengan lebih dari 200 juta kendaraan roda dua yang beroperasi setiap harinya di Asia Pasifik, potensi untuk revolusi mobilitas yang berkelanjutan sangatlah luar biasa.

"Kami di NUXCLE berdedikasi untuk memberikan nyawa kedua kepada setiap kendaraan tersebut dan membuatnya menjadi aset yang jauh lebih produktif bagi pemiliknya," terang dia.

Arif menerangkan, setiap sepeda motor dan setiap sepeda konvensional, bisa menjadi agen perubahan. Sebab itu, pihaknya berupaya untuk berada di garis depan untuk membuat kondisi tersebut bukan lagi sebuah keniscayaan, melainkan sebuah kenyataan yang akan terwujud.

Maksud dari nyawa kedua itu adalah, Nuxcle tak hanya menciptakan kendaraan baru khususnya skateboard listrik dan sepeda listrik, tapi juga memfokuskan pada konversi kendaraan konvensional menjadi listrik. Itu dia sebut sebagai sebuah transformasi, bukan penggantian.

"Kami ingin kendaraan yang sudah ada menjadi bagian dari solusi lingkungan, bukan lagi sebuah potensi menjadi sampah di masa depan," jelas dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement