Jumat 02 Feb 2024 14:44 WIB

Pemilu Dorong Peningkatan Konsumsi Listrik Hingga 30 Persen

Konsumsinya rata-rata bisa 10 sampai 30 persen naik dari normal.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Petugas PLN memeriksa meteran di sebuah rumah (ilustrasi).
Foto: Antara
Petugas PLN memeriksa meteran di sebuah rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Distribusi PT PLN (Persero) Adi Priyanto mengungkapkan, tahapan pemilu seperti kampanye turut mendorong peningkatan konsumsi listrik. Peningkatannya berkisar antara 10 hingga 30 persen dari konsumsi normal. Peningkatan konsumsi listrik tersebut diyakini akan berlanjut hingga tahapan pencoblosan dan penghitungan surat suara Pemilu 2024.

"Konsumsinya rata-rata bisa 10 sampai 30 persen naik dari normal. Tetapi kapasitas kita itu selalu kita siapkan," kata Adi usai menghadiri kegiatan Inspection Day dalam rangka memperingati Bulan K3 Nasional yang digelar di Lapangan Kantor PLN ULP Ngagel, Surabaya, Jumat (2/2/2024).

 

Adi pun memastikan keandalan listrik pada setiap tahapan Pemilu 2024, mulai dari masa kampanye, pencoblosan, hingga penghitungan surat suara. Adi mengaku telah menginstruksikan jajaran PLN di seluruh tanah air untuk siaga penuh agar seluruh tahapan Pemilu 2024 berjalan sukses.

 

"Sudah kita siapkan bahwa masa kampanye, pencoblosan, penghitungan suara, itu adalah masa-masa yang memerlukan kehandalan listrik dengan baik. Teman-teman di seluruh Indoneaia kita instruksikan untuk siaga penuh," ujarnya.

 

Adi juga mengaku jajarannya telah melakukan identifikasi tempat-tempat pemungutan dan penghitungan surat suara. Termasuk Kantor KPU dan Bawaslu di seluruh daerah agar pasokan listriknya aman dan tanpa gangguan.

 

"Kemudian pada saat penghitungan (surat suara) itu kan berarti kantor-kantor yang biasanya tidak digunakan, menjadi berkegiatan. Tapi kami sudah mengantisipasi," ucapnya.

 

Adi pun mengimbau kepada para peserta Pemilu 2024 agar tidak memasang baner kampanye di dekat jaringan listrik. Pemasangan baner yang terlalu dekat dengan jaringan lustrik disebutnya sangat membahayakan dan berpotensi mengganggu kehandalan pasokan listrik.

 

"Baner-baner kampanye itu dipasangnya jangan dekat-dekat dengan jaringan listrik. Ini ada beberapa kemungkinan yang harus dihindari. Kecelakaan saat masang baner atau ketika ada angin, kemudian banner roboh, itu bahaya," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement