Sabtu 17 Feb 2024 16:12 WIB

Pengamat Nilai Audit Sirekap tak akan Mengubah Hasil Pilpres 2024

Hasil pemilu yang sebenarnya tetap ditentukan oleh rekapitulasi penghitungan manual.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas KPPS melengkapi data dari formulir C-Hasil untuk aplikasi Sirekap Pemilu 2024 seusai penghitungan suara pilpres di TPS 03 Braga, Sumurbandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Petugas KPPS melengkapi data dari formulir C-Hasil untuk aplikasi Sirekap Pemilu 2024 seusai penghitungan suara pilpres di TPS 03 Braga, Sumurbandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi mengatakan, audit investigasi terhadap Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU tidak akan mengubah hasil Pemilu 2024. Pasalnya, Sirekap hanya alat bantu publikasi. Sedangkan hasil resmi pemilu ditentukan lewat penghitungan suara secara manual oleh KPU.

Pernyataan itu dilontarkan Haidar saat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud dan Timnas Anies-Muhaimin mendesak Sirekap diaudit karena merasa dirugikan. Bahkan, keduanya menuding ada kecurangan dalam pencoblosan hingga penghitungan suara di KPU.

"Audit investigasi tidak akan mengubah hasil pemilu karena Sirekap hanya sebagai alat bantu. Hasil pemilu yang sebenarnya tetap ditentukan oleh rekapitulasi penghitungan suara secara manual yang dilakukan berjenjang dari tingkat bawah hingga nasional," kata Haidar dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (17/2/2024).

Sirekap merupakan aplikasi untuk menampung Formulir C.hasil (hasil penghitungan suara) yang diunggah oleh petugas KPPS di setiap TPS. Raihan suara dalam formulir tersebutlantas dipublikasikan di situs pemilu2024.kpu.go.id.

Haidar menilai, meski audit Sirekap tak bisa mengubah hasil pemilu, tapi hal itu perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan aplikasi tersebut sehingga bisa diperbaiki untuk keperluan pemilu selanjutnya. Apabila Sirekap sudah sempurna, sambung dia, bisa digunakan sebagai aplikasi utama ketika Indonesia sudah menerapkan e-counting sepenuhnya pada masa mendatang.

"Jadi, kesalahan Sirekap KPU membaca data C1 dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam proses penyempurnaan sebuah sistem teknologi pemilu," ujar Haidar.

Di sisi lain, Haidar tak menampik, kelemahan Sirekap KPU telah menimbulkan kebingungan, bahkan kegaduhan di masyarakat dan kalangan peserta pemilu. Menurut dia, kegaduhan itu tidak akan terjadi apabila semua pihak memahami bahwa penentuan hasil pemilu bukan dari real count Sirekap KPU, melainkan dari penghitungan manual berjenjang.

"Pemahaman tersebut menjadi sangat penting agar masyarakat tidak salah kaprah dan mudah terprovokasi oleh adanya propaganda kecurangan pemilu," ucap Haidar.

Hasil penghitungan suara menggunakan Sirekap yang dipublikasikan di laman pemilu2024.kpu.go.id per Sabtu pukul 13.44 WIB, menunjukkan bahwa pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran unggul dengan raihan suara 57,48 persen. Adapun Anies-Muhaimin 24,61 persen dan Ganjar-Mahfud 17,91 persen.

Raihan suara tersebut merupakan hasil penghitungan dari 534.313 tempat pemungutan suara (TPS) atau 64,9 persen dari total 823.236 TPS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement