Jumat 24 Feb 2023 22:46 WIB

Lewat Roasting, Sukabumi Cegah Kasus Baru Stunting

Sukabumi diharap dapat mewujudkan target prevalensi 14 persen di tahun 2024

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Lida Puspaningtyas
Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, menyerahkan bantuan makanan tambahan untuk sejumlah anak yang mengalami stunting, di Unsil Tasikmalaya, Kamis (9/2/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, menyerahkan bantuan makanan tambahan untuk sejumlah anak yang mengalami stunting, di Unsil Tasikmalaya, Kamis (9/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi menggulirkan program Rabu Observasi dan Aksi Sinergi Penanganan Stunting (Roasting). Keberadaan program ini dalam menurunkan kasus stunting dan mencegah munculnya kasus baru.

Di mana, peluncuran Roasting ini dilakukan pada Rabu (22/02/23) lalu. '' Tujuan Roasting memperkuat komitmen bersama dan upaya percepatan penurunan stunting serta mencegah munculnya kasus stunting baru,'' ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Sukabumi Asep Abdul Wasit, Jumat (24/2/2023).

Baca Juga

Harapannya Sukabumi dapat mewujudkan target prevalensi 14 persen di tahun 2024. Roasting ini diadakan seminggu sekali pada setiap Rabu adapun kunjungan ke kecamatan yang menjadi sasaran yaitu Cibadak, Jampang Tengah dan Kebonpedes.

Selain itu pertemuan secara zoom metting dengan format FGD (Focus Group Discusion). Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri menambahkan, melalui gerakan Roasting ini bisa mengidentifikasi inovasi-inovasi yang sudah dilakukan kecamatan dan desa dalam mendukung percepatan penurunan stunting.

'' Mengidentifikasi potensi sumber daya, kapasitas kecamatan dan desa yang dapat dikembangkan,'' cetus Iyos. Selain itu mengidentifikasi potensi kerjasama non pemerintah dalam perlaksanaan percepatan penurunan stunting terintegrasi di kecamatan dan desa.

Roasting juga lanjut Iyos untum mengkoordinasikan pelaksanaan program prioritas terkait percepatan penurunan stunting. Serta menguatkan peran seluruh stakeholders pembangunan dalam upaya mewujudkan Kabupaten Sukabumi Zero New Stunting.

'' Dalam penanganan stunting ini dibutuhkan kolaborasi multi sektor dan kolaborasi multi-stakeholder dengan pola pentahelix yaitu melibatkan pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat, akademisi, dan media,'' ungkap Iyos. Ia berharap terjadinya sinergi, baik kebijakan maupun aksi intervensi yang sejalan dengan upaya penanganan stunting di Kabupaten Sukabumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement