REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mencanangkan program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), Rabu (1/3/2023). Kali ini sasarannya RW 15 Kelurahan Sadangserang, Kecamatan Coblong.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjelaskan, P2WKSS ini merupakan program tahunan, di mana setiap tahunnya Pemkot Bandung akan memilih satu wilayah yang dijadikan percontohan. Tahun ini dipilih RW 15 Kelurahan Sadangserang.
“Sekarang kita fokusnya di titik ini dulu karena ini akan dijadikan role model skala kecil. Kalau itu berhasil, bisa saja menjadi rujukan untuk wilayah lain,” kata Yana, seusai membuka kegiatan pencanangan P2WKSS di Kantor Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/3/2023).
Menurut Yana, pelaksanaan PW2KSS ini melibatkan sejumlah perangkat daerah (OPD), pihak ketiga, juga masyarakat. Seluruh kegiatan yang terintegrasi dengan program perangkat daerah akan diselenggarakan selama kurang lebih sepuluh bulan.
Yana mengatakan, ada sejumlah sasaran dalam program P2WKSS ini, antara lain pembangunan infrastruktur, penyelesaian masalah stunting, peningkatan ekonomi, dan pengoptimalan open defecation free (ODF).
“Sekarang akan kita lakukan pendataan terlebih dulu, demografinya seperti apa, populasinya berapa, itu harus dipotret dulu. Setelah itu, baru semua OPD keroyokan untuk menjalankan program,” kata Yana.
Dengan berbagai kegiatan yang dijalankan nanti, Yana berharap dapat meningkatkan peranan wanita dalam berbagai bidang yang menjadi sasaran.
“Bisa dikatakan ini akan menjadi role model bagaimana Pemkot Bandung meningkatkan kemampuan wanita. Tidak saja dalam sisi ekonomi, tapi juga sosial budaya, dan berbagai hal lain yang tecermin dalam kolaborasi dinas yang hadir,” ujar Yana.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung Uum Sumiati mengatakan, P2WKSS ini bermuara pada upaya Pemkot Bandung untuk mengedepankan perempuan sebagai agen penggerak pembangunan, sekaligus pendongkrak kualitas kehidupan dari berbagai sisi.
Seperti terkait ekonomi, kesehatan, juga pembangunan infrastruktur. “Jadi, outcome-nya adalah masyarakat dapat merasakan manfaat dari program yang diadakan,” kata dia.
Menurut Uum, nantinya dibentuk tim penggerak yang terdiri atas seratus perempuan dari berbagai kalangan usia. Seratus perempuan tersebut, kata dia, akan dipetakan berdasarkan kemampuan, minat, dan bakat yang dimiliki, lalu akan diberikan pembinaan dan pelatihan langsung oleh DP3A.
Uum mengatakan, tim penggerak itu nantinya bertugas membantu pelaksanaan program dan menyelesaikan sejumlah persoalan yang terjadi di masing-masing wilayah.
“Yang pasti kita akan fokus pada penyelesaian persoalan yang terjadi saat ini, itu yang diutamakan. Seperti kasus stunting, itu masih cukup banyak angkanya di wilayah ini, ada 19 anak. Itu harus tuntas semuanya,” kata Uum.