REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tanggul di aliran Sungai Cimanuk wilayah Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kondisinya dilaporkan kritis di sejumlah titik. Pihak kecamatan berharap tanggul kritis itu bisa segera dibenahi.
Kondisi tanggul sungai yang kondisinya kritis itu dilaporkan tersebar di tujuh titik, yakni di kawasan Desa Cibeber, Desa Gunungsari, Desa Sukagumiwang, Desa Gedangan, dan Desa Tersana.
Di wilayah Desa Gunungsari, kondisi tanggul kritis mengakibatkan jarak bibir sungai dengan permukiman penduduk hanya tinggal sekitar dua meter. Adapun kedalaman sungainya sekitar sepuluh meter.
Kondisi paku bumi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan aliran sungai juga dikabarkan dalam kondisi rusak, akibat kuatnya arus sungai.
Pelaksana Tugas Camat Sukagumiwang, Dadang Supriatna, sudah memantau tanggul sungai yang mengalami kerusakan atau kondisinya kritis itu. “Saya dan jajaran sudah melaporkan hal ini kepada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan pihak terkait,” kata Dadang, Kamis (9/3/2023).
Masyarakat setempat disebut sudah melaporkan kondisi tanggul sungai tersebut sejak 2021 ketika terjadi banjir di Kecamatan Sukagumiwang. Namun, sampai dengan saat ini belum ada tindak lanjutnya.
Saat ini, menurut Dadang, agar tidak terjadi kerusakan lebih parah, dibutuhkan penahan sementara. Ia menilai, perlu ada kejelasan dari pihak terkait ihwal penanggulangan tanggul kritis, serta adanya kegiatan penyelamatan tanggul sementara. Pasalnya, pihak kecamatan maupun desa tidak memiliki alat berat untuk kebutuhan pembuatan tanggul.
“Kami berharap pihak BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) segera membuat tanggul penahan aliran sungai yang lebih kokoh karena masyarakat sangat khawatir dengan kondisi cuaca yang masih terus hujan dan debit air yang terus meningkat,” kata Dadang.