Jumat 14 Apr 2023 07:59 WIB

Bantah Survei Setara, Natalius Pigai: Depok Kota Toleran

Belum ada masalah intoleransi yang dirasakannya selama puluhan tahun tinggal di Depok

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto
Aktivis asal Papua, Natalius Pigai.
Foto: @NataliusPigai2
Aktivis asal Papua, Natalius Pigai.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menyebut Kota Depok, Jawa Barat sebagai daerah yang toleran. Pernyataan ini dikatakannya sebagai respons dari survei Setara Institute yang menjelaskan bahwa Depok mendapat peringkat bawah dalam survei Indeks Kota Toleran (IKT) baru-baru ini.

Pembelaan tersebut dikatakannya di Twitter dengan menyebut Depok sebagai daerah yang dipimpin oleh Wali Kota dari PKS. Namun toleransi diklaim tetap terjaga, sambil melampirkan berbagai komentar warganet.  

"Wali Kota PKS tapi silakan baca komen di bawah in. Depok Kota Toleran," tulis Natalius di Twitter, Kamis (13/4/2023).

Beberapa komentar warganet yang ia lampirkan, seakan membenarkan bahwa Depok sebagai kota toleran. "Pertama kali ke kawasan Belanda Depok saya merasa masuk ke dunia lain yang blom pernah saya lihat di Indonesia. Gereja di mana-mana dan berdekatan!,"tulis salah satu akun Twitter.

Warganet lain mengklaim dirinya sebagai warga Depok dan mengaku merasakan adanya toleransi beragama. "Kakak @NataliusPigai2 Setara Institut HOAXnya besar sekali... kita di perumnas depok 1 banyak gereja biasa-biasa saja, tidak ada gesekan apa-apa antar umat beragama,"kata warganet lain.

"Bang Pigai benar, di Depok Lama ada banyak Gereja, begitu pula di Depok Baru, bahkan ada Vihara. Masyarakat adem-adem aja tuh. Contoh saat puasa ini, warung makan buka meski menggunakan penutup, orang bisa tetap makan tanpa ada razia. Mau Ibadah di rumah juga bebas,"kata warganet lain.

Sebelumnya, Natalius bahkan menyebut Setara telah menyebarkan hoaks. Aktivis HAM tersebut menjelaskan, selama ini, belum ada masalah intoleransi yang dirasakannya selama puluhan tahun tinggal di Kota Depok. Masyarakat non Muslim disebutnya bisa bebas beribadah.

"Setara Institute HOAX. Saya 23 tahun di Depok. Kami Ibadah, orang Islam jualan dan jaga. Belum ada pembangunan gereja bermasalah walaupun Depok ini kota dengan jumlah gereja terbanyak di Indonesia,  kira-kira 200 gereja dan 7 Paroki Besar. 1 kelurahan saja hampir 70 Gereja,"tulis Natalius Pigai di akun Twitter pribadinya, Rabu (12/4/2023).

Setara Institute baru-baru ini mengeluarkan laporan Indeks Kota Toleran 2022 yang mengkaji praktik-praktik toleransi di 94 kota di Indonesia. Salah satu hasilnya menunjukkan, Kota Depok, Jawa Barat menjadi daerah dengan peringkat ke-93, atau dua terbawah, dengan Kota Cilegon di peringkat terbawah atau ke-94.

Hasil tersebut membuat Kota Depok secara konsisten masuk dalam peringkat bawah di IKT dalam beberapa tahun belakangan. Seperti pada IKT tahun 2021, Kota Depok menduduki peringkat ke-94 atau paling bawah, kemudian masuk dalam peringkat ke-86 pada IKT 2020. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement