Senin 12 Jun 2023 14:05 WIB

Ada Isu LSD, Penjualan Sapi di Tasikmalaya Tetap Tinggi

LSD yang sedang marak terjadi tak terlalu berpengaruh terhadap penjualan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Petugas kesehatan hewan memeriksa kondisi kesehatan sapi yang dijual di lapak hewan kurban, Jalan Letnan Harun, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Foto: Republika/Bayu Adji
Petugas kesehatan hewan memeriksa kondisi kesehatan sapi yang dijual di lapak hewan kurban, Jalan Letnan Harun, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penjualan sapi di salah satu lapak wilayah Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, mengalami peningkatan jelang Iduladha 1444 H. Penjualan sapi saat ini juga lebih tinggi dibandingkan momen sama pada tahun sebelumnya. 

Salah seorang pengusaha sapi di Kota Tasikmalaya, Nandang Suryana, mengatakan peningkatan penjualan sapi pada tahun ini dikarenakan tak ada lagi isu penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Adapun adanya isu penyakit lumpy skin disease (LSD) yang sedang marak terjadi tak terlalu berpengaruh terhadap penjualan.

"Alhamdulillah (penjualan meningkat). Sekarang meski ada isu LSD tidak ada pengaruh, karena di sini sanitasi kandang, pola pakan, sangat diperhatikan," kata dia saat ditemui di kandang miliknya yang berlokasi di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Senin (12/6/2023).

Ia pun menunjukkan, bahwa sebanyak 200 ekor sapi di kandang miliknya sehat semua. Tak ada satu pun sapi yang terlihat sakit. 

Menurut dia, penjualan sapi saat ini juga mengalami peningkatan drastis dibandingkan momen Idul Adha tahun lalu. Hingga H-18 Idul Adha, sapi dari kandang milik Nandang telah terjual sekitar 300-an ekor dari total sebanyak 351 ekor yang disiapkan. 

Angka itu disebut hampir dua kali lipat dibandingkan penjualan sapi pada tahun lalu, ketika PMK masih mewabah. Tahun lalu, sapi yang terjual dari tempat itu hanya sebanyak 185 ekor.

"Dibandingkan tahun lalu, ada kenaikan drastis. Tahun lalu kan pasar tutup, sapi terbatas. Sekarang pasar kembali menggeliat," ujar dia.

Ihwal harga sapi, Nandang mengakui, ada kenaikan sekitar 10 persen dibandingkan momen Iduladha sebelumnya. Saat ini, harga per ekor di kandangnya dijual dengan rentang Rp 20-70 juta.

"Pasar mayoritas ke Tasikmalaya, tapi ada juga ke Bandung. Pengiriman lebih mudah, karena SKKH bisa keluar," kata.

Terkait maraknya isu penyakit LSD, Nandang mengaku, tak terlalu khawatir. Pasalnya, ia mengeklaim, selalu menjaga kandang agar tetap bersih. Sapi yang ada pun rutin diberikan vitamin mulai sejak kedatangannya. Termasuk, pola makan dan sanitasi kandang selalu menjadi perhatian. 

"Di sini juga belum ada kasus (LSD). Kemarin juga saat PMK, di sini tidak ada," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement