Senin 26 Jun 2023 13:45 WIB

Rekonsiliasi PDIP-Demokrat Dinilai Hanya Upaya Propraganda

Masih cukup panjang untuk mewujudkan koalisi PDIP-Demokrat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani bertemu di Kompleks Gelora Bung Karrno (GBK), Jakarta.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani bertemu di Kompleks Gelora Bung Karrno (GBK), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses rekonsilisasi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Partai Demokrat beberapa waktu terakhir ini, dinilai hanya bagian upaya propaganda kedua partai.

Relasi yang dibangun mulai dari pertemuan elitnya hingga pernyataan Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang mimpinya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini, sengaja dibuat untuk kepentingan masing-masing partai.

"Ini hanya upaya propaganda baik dari sisi PDIP maupun Demokrat. PDIP berharap bisa menganggu koalisi perubahan atau menawarkan koalisi untuk skema putaran kedua," ujar Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah dalam keterangannya, Senin (26/6/2023).

Sementara untuk Demokrat, pertemuan tersebut hanya untuk menekan mitra Koalisi Perubahan untuk Persatuan agar Demokrat dipertimbangkan secara serius jika ingin tetap bertahan di koalisi. Salah satunya untuk posisi calon wakil presiden dari Anies Baswedan.

"Tujuannya bagi Demokrat ya untuk menekan mitra koalisi agar Demokrat harus dipertimbangkan secara serius jika ingin tetap bertahan di koalisi," ujarnya.

Namun demikian, Dedi menilai, masih cukup panjang untuk mewujudkan koalisi PDIP-Demokrat. Hal ini karena sejarah kedua partai yang selama ini lebih banyak berseberangan.

"Karena itu pada akhirnya, lebih mungkin PDIP dan Demokrat tetap berseberang," ujarnya.

Sebelumnya, pertemuan AHY dan Puan terjadi di Plataran Senayan, Jakarta pekan lalu. Pertemuan antara AHY dan Puan juga disebutnya memecah pembatas antara PDIP dengan Partai Demokrat yang selama ini kerap disebut berselisih. Peluang pertemuan antara SBY dengan Megawati juga disebutnya sangat terbuka.

Tak berselang lama, Presiden ke-6 Republik Indonesia SBY juga tiba tiba menceritakan mengenai mimpi terbarunya di Twitter resmi pada Senin (19/6/2023). SBY mengaku, bermimpi pergi bersama naik kereta dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan bertemu Presiden ke-8 RI, yang masih menjadi misteri.

Dalam cuitannya, SBY menceritakan bahwa Jokowi mendatangi kediamannya di Cikeas kemudian keduanya menjemput Megawati. Setelahnya, SBY dan Jokowi serta Megawati bersama menuju Stasiun Gambir dalam mimpi itu.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," kata SBY beserta petikan *SBY* yang menandakan cuitan tersebut ditulis langsung olehnya, dikutip Republika di Jakarta pada Senin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement