Jumat 07 Jul 2023 06:43 WIB

Ada Bahasa Indonesia, Jawa, Sunda di Pasar Kakiyah Makkah

Penggunaan bahasa daerah dan Indonesia oleh para pedagang memudahkan tawar menawar.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Buah-buahan di Pasar Induk Kakiyah, Makkah
Foto: Republika/Nashih Nashrullah
Buah-buahan di Pasar Induk Kakiyah, Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, Pasar Kakiyah adalah pusat perbelanjaan di Makkah yang cukup popular di kalangan jamaah haji Indonesia. Usai puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jamaah haji Indonesia biasa berbelanja di pasar Kakiyah untuk mencari buah tangan atau oleh-oleh.

Pasar Kakiyah terdir dari empat lantai, suasananya hampir mirip dengan pasar Tanah Abang di Jakarta. Produk yang dijual juga tidak jauh berbeda, hanya di sini banyak toko menjual abaya, yakni busana yang berasal dari Timur Tengah semacam gaun untuk wanita.

Jamaah haji Indonesia tidak perlu takut berbelanja di pasar Kakiyah. Banyak pedagang di pasar Kakiyah bisa berbahasa Indonesia, Jawa bahkan Sunda. Meskipun mereka hanya menguasa bahasa dasar terkait jual beli, dan terkadang bahasanya sedikit tidak rapi tapi masih bisa dipahami.

"Murah-murah, harga grosir di sini," kalimat yang sering diucapkan para pedagang di pasar Kakiyah.

Ada juga yang menggunakan bahasa Jawa saat menawarkan harga. Misalnya, seorang pedagang menawarkan harga 150 riyal untuk sebuah Abaya. Ia campur bahasa Indonesia dengan Jawa.

"Murah, 100 riyal, seket (50 dalam bahasa Jawa)," ujar pedagang lainnya di pasar Kakiyah.

Musim haji menjadi sebuah kegembiraan bagi para pedagang di pasar Kakiyah. Karena barang dagangan mereka diserbu jamaah haji dari berbagai negara yang jumlahnya sangat banyak.

Ekspresi kebahagiaan para pedagang di pasar Kakiyah nampak dari cara mereka menyapa jamaah haji, khususnya Indonesia.

"Kadieu, ti mana? (ayo ke sini, asal kamu dari mana)," kata pedagang di pasar Kakiyah yang mencoba menggunakan bahasa Sunda sambil bercanda dengan jamaah haji Indonesia yang masuk ke dalam tokoknya.

Penggunaan bahasa daerah dan Indonesia oleh para pedagang di pasar Kakiyah secara tidak langsung mempengaruhi jamaah haji Indonesia. Mereka menjadi merasa lebih dekat dan nyaman saat tawar menawar harga.

Tapi, jamaah haji Indonesia perlu jago tawar menawar harga di pasar Kakiyah. Karena orang Arab Saudi dalam sejaharnya dikatakan pandai berdagang.

Maryadi Idris dan Ahmad Yani jamaah haji asal Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang mencari buah tangan di pasar Kakiyah pada Kamis (6/7/2023) sore.

Maryadi sedang mencari tasbih, gamis, serban, dan barang lainnya yang biasa dibawa usai menunaikan ibadah haji ke Tanah Air.

"Ya kita sedang cari tasbih, gamis, serban, sajadah, dan minyak wangi, biasanya kita oleh-oleh hajinya tasbih, sejadah, dan minyak wangi dari situ kita berharap jadi amal zairyah," kata Maryadi saat ditemui Republika di pasar Kakiyah.

Sama halnya dengan Ahmad, ia juga sedang mencari oleh-oleh yang biasa dibawa ke Tanah Air setelah berhaji di Tanah Suci. Ahmad menyampaikan bahwa oleh-olehnya mau dibagikan ke keluarga di kampung halaman.

"Kita cari oleh-oleh yang lazim dibeli haji, oleh-oleh untuk keluarga," ujar Ahmad.

Bukan hanya jamah haji Indonesia yang berbelanja di pasar Kakiyah. Petugas haji yang sebelumnya fokus melayani jamaah haji Indonesia, biasanya membeli buah tangan di pasar Kakiyah. Ada yang membeli sejadah, baju anak, abaya untuk istri dan lain sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement