Kamis 20 Jul 2023 09:01 WIB

Serius Upayakan 'Zero Stunting', RK Sebut Berhasil Turunkan Stunting 4 Persen

SDM berkualitas akan terwujud bila bisa menekan angka stunting. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Jabar berhasil menurunkan angka hingga empat persen, dari jumlah kurang lebih 24,6 persen menjadi 20,2 persen.
Foto: dok. Republika
Jabar berhasil menurunkan angka hingga empat persen, dari jumlah kurang lebih 24,6 persen menjadi 20,2 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai, ada tiga syarat Indonesia menjadi negara adidaya 2045. Salah satunya sumber daya manusia yang kompetitif, cerdas, dan tangguh. 

Untuk mendukung hal itu, Jabar sudah berkomitmen menyiapkan SDM berkualitas lewat berbagai program dan kebijakan. "Negara maju itu rata-rata SDM-nya berkualitas dan sebagai pemimpin saya menyiapkan konsep itu supaya pada waktunya datang kita akan melahirkan generasi yang kompetitif, cerdas, dan tangguh," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (20/7/2023).

Oleh karena itu, kata Emil, urusan stunting menjadi perhatian serius Pemprov Jabar. SDM berkualitas akan terwujud bila bisa menekan angka stunting

Emil mengatakan, Jabar menjadi yang terbaik dalam penanganan penurunan stunting di Pulau Jawa. "Harus 'zero stunting' dan sekarang Jabar menuju 'zero stunting' setelah menjadi yang terbaik dalam penanganan penurunan stunting di Pulau Jawa," katanya. 

Secara teknis bertahap saat ini, Jabar berhasil menurunkan angka hingga empat persen, dari jumlah kurang lebih 24,6 persen menjadi 20,2 persen. 

Capaian tersebut karena adanya komitmen yang kuat, inovasi, dan kolaborasi antara provinsi, kabupaten, dan kota. 

“Untuk itu diharapkan sampai akhir tahun ini kita bisa menurunkan  stunting menjadi 19,2 persen. Tahun 2024 bisa turun lagi targetnya (prevalensi stunting ) jadi 14 persen. Saya rasa ini tantangan yang sangat luar biasa,” katanya.

Sementara itu, menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani, dari awal pihak Pemprov Jabar melalui Dinas Kesehatan konsisten bahwa penanganan masalah stunting tidak hanya diselesaikan oleh pihak Dinas Kesehatan saja.

Namun, ada strategi konvergensi dalam hal ini menyelesaikan masalah spesifik dan sensitif. “Jadi untuk masalah spesifik diselesaikan oleh kami Dinas Kesehatan, sementara masalah sensitif dilakukan dinas di luar Dinas Kesehatan,” katanya. 

Pada strategi  percepatan Zero Stunting, kata dia, terdapat pilar utama yang salah satunya peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan baik dari pemprov, pemda kabupaten/kota hingga dan pemerintah desa di Jawa Barat. 

Dalam strategi  percepatan penurunan stunting menurut Vini, terdapat lima pilar utama, salah satunya peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di pemprov, pemda kabupaten/kota, hingga pemerintah desa di Jawa Barat.

 “Pentingnya, penguatan regulasi dalam mendukung kebijakan program terkait gizi, pendampingan puskesmas  melalui surveilans gizi hingga peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi buruk,” kata Vini. 

Selain itu, menurut dia, dilakukan juga kegiatan-kegiatan praktik baik seperti kampanye gizi seimbang dan gebyar minum tablet tambah darah (TTD) rematri serentak di Provinsi Jawa Barat, yang melibatkan 5.685 sekolah ( 38 persen satuan pendidikan) dari total rematri 1.399.995 orang (64,5 persen sasaran). 

Menurut dia, yang masih perlu digerakkan adalah intervensi balita mulai dari weight faltering (tidak naik satu kali), undeweight dan wasting dimana sehingga tidak ada lagi kasus stunting baru. 

"Jumlahnya tidak naik tahun 2023 sebanyak 511.489, underweight 181.484, dan wasting 110.347 balita," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement