REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Bajing di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, beberapa waktu lalu menjadi perhatian pemerintah setempat. Pasalnya, kebakaran itu tak hanya membuat operasional pengangkutan sampah terhenti sementara, melainkan juga menyebabkan warga sekitar terdampak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Garut Jujun Juansyah mengatakan, kejadian kebakaran di TPA Pasir Bajing merupakan hal lumrah, apalagi saat musim kemarau. Namun, kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu intensitasnya jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
"Baru kali ini yang besar seperti kemarin. Biasanya kecil dan bisa ditangani dengan cepat," kata Jujun saat dihubungi Republika, Jumat (28/7/2023).
Berkaca dari kejadian kemarin, Dinas LH Kabupaten Garut telah melakukan evaluasi. Upaya preventif pun akan dilakukan untuk mengantisipasi kebakaran kembali terjadi.
Jujun mengatakan, salah satu antisipasi yang akan dilakukan adalah membuat empat embung untuk penyimpanan air. Dengan embung itu, proses pemadaman dapat dilakukan dengan cepat ketika terjadi kebakaran. "Jadi mencari air juga tidak susah," kata dia.
Selain itu, Dinas LH Kabupaten Garut juga akan menyiapkan alat nozzle untuk proses pemadaman ketika terjadi kebakaran. Nozzle itu disebut dapat digunakan untuk pemadaman di bawah tumpukan sampah hingga kedalaman satu meter.
Jujun menambahkan, pihaknya juga akan membuat aturan agar pemulung hanya bisa berada di TPA Pasir Bajing hingga maksimal pukul 17.00 WIB. "Soalnya, jam itu juga sudah tidak ada kendaraan pengangkut sampah yang masuk. Kami juga akan rutinkan patroli di lapangan," kata dia.