Rabu 09 Aug 2023 12:46 WIB

Anies Hadapi Tantangan Mengelola Dinamika di Koalisi Perubahan

Bursa cawapres yang sempat disebut sudah mengerucut, tapi belakangan melebar kembali.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Perubahan untuk Persatuan menghadapi tantangan baru seiring sosok cawapres yang belum diumumkan. Karenanya, sebagai capres mereka, Anies Baswedan ditantang mampu mengelola dinamika yang ada.

Salah satu dinamika muncul usai Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menyatakan, pengumuman cawapres bisa dilakukan akhir-akhir pendaftaran. Komentar yang diprotes Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief.

Namun, Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, memandang ini sebagai dinamika biasa. Termasuk, bursa cawapres yang sempat disebut sudah mengerucut, tapi belakangan melebar kembali ke banyak nama.

Selain AHY dan Aher, ada nama-nama seperti Susi Pudjiastuti, Yenny Wahid, sampai Khofifah Indar Parawansa. Meski begitu, Kamhar menegaskan, untuk posisi cawapres sudah dipercayakan kepada capres mereka, Anies Baswedan.

"Telah diserahkan sepenuhnya kepada Mas Anies untuk memilih dan menentukan," kata Kamhar, Rabu (9/8).

Untuk memilih sosok tersebut, tetap merujuk kepada lima kriteria yang telah disepakati bersama dan kriteria 0 yang dalam perjalanan ditambah Anies. Ia melihat, kriteria 0 cawapres ini memang penting dan relevan.

"Mas Anies mesti segera memutuskan calon pendampingnya agar segera dilaksanakan deklarasi paket komplit," ujar Kamhar.

Sebagaimana diatur dalam Piagam Kerja Sama Tiga Partai, pada poin empat dalam waktu tidak terlalu lama KPP akan melaksanakan deklarasi. Serta, mengumumkan capres maupun cawapres KPP untuk Pilpres 2024 mendatang.

Maka itu, dia merasa, ada dasar yang sangat kuat kalau Demokrat mendesak pengumuman cawapres disegerakan. Sebab, Kamhar menegaskan, Demokrat taat asas menjunjung tinggi nota kesepahaman yang ditandatangani bersama.

Kamhar berpendapat, tidak perlu ahli bahasa dan ahli tafsir memahami ini sudah terlalu lama. Lalu, faktor kondisi politik terkini yang mendesak segera direspon lewat deklarasi paket komplit capres dan cawapres KPP.

Terlebih, dia mengingatkan, KPP tidak memiliki kemewahan elektabilitas yang jauh lebih tinggi dibanding kompetitor. Serta, kemewahan lain yaitu dukungan-dukungan penguasa yang membuat persoalan waktu jadi krusial.

Menurut Kamhar, ini menjadi satu-satunya kemewahan yang masih dimiliki KPP dan memungkinkan untuk membalik keadaan. Sebab, dia menambahkan, jika salah menghitung waktu cuma akan ada sesal yang tentu tidak diinginkan.

"Ini memang menjadi ujian kepemimpinan bagi Mas Anies selaku pimpinan koalisi untuk mengelola dinamika yang ada dan mengambil keputusan secara cepat, tepat dan mandiri sesuai mandat yang telah diberikan," kata Kamhar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement