Kamis 10 Aug 2023 15:09 WIB

Jabar Waspada, Virus Covid-19 Varian Eris Sudah Masuk ke Indonesia

Gejalan orang terkena varian Eris ini seperti flu biasa.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Petugas ambulans beristirahat di area parkir Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021). Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan masyarakat Indonesia harus lebih taat protokol kesehatan COVID-19 karena hingga saat ini telah terdata 145 kasus aktif varian baru COVID-19 yang tersebar di 12 provinsi di Indonesia.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Petugas ambulans beristirahat di area parkir Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021). Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan masyarakat Indonesia harus lebih taat protokol kesehatan COVID-19 karena hingga saat ini telah terdata 145 kasus aktif varian baru COVID-19 yang tersebar di 12 provinsi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat meminta, masyarakat turut waspada terhadap varian baru Covid 19. Imbauan ini dibuat, setelah Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan varian baru Covid-19, Omicron EG.5.1 alias Eris sudah masuk Indonesia sejak Maret 2023.

Menurut Tim Kerja surveilens dan Imunisasi Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati, peringatan waspada dan upaya penangan pada varian Covid-19 Eris ini sudah disampaikan pada kabupaten/kota usai Menkes menyatakan virus itu telah masuk Indonesia. 

"Dengan adanya peringatan dari kementerian, dan sudah ada kasus juga yah di Indonesia bulan Maret kemarin yang di Jakarta, itu kita juga warning surveillance di lapangan kalau ada gejala seperti ini melakukan tes PCR," ujar Dewi, Kamis (10/8/2023). 

Berdasarkan laporan terbaru dari Kabupaten/kota di Jabar, kata Dewi, saat ini belum ditemukan kasus Covid-19 varian Eris. Namun, pihaknya meminta agar masyarakat tetap waspada. Apalagi, ketika mengalami sakit, harus tetap mengenakan protokol kesehatan saat keluar rumah. 

"Kalau di Jabar, sampai dengan saat ini, kita belum dapat laporan dari kabupaten dan kota untuk varian ini. Tapi, kan sekarang kita sudah endemis untuk covid ini kita sudah masuk dalam penyakit yang kita pantau," paparnya. 

Terkait penerapan penggunaan masker saat berkegiatan, menurut Dewi, pemerintah sudah membebaskan pada masyaraka. Namun, untuk warga yang tengah sakit, disarankannya agar mengenakan masker. 

Untuk gejala, kata Dewi, varian Eris ini seperti flu biasa. Secara aturan negara  Presiden juga membolehkan tidak bermasker, jadi ini bergeser pada yang sakit. 

"Untuk sakit gak enak badan kita imbau untuk menggunakan masker kita edukasi ke masyarakat," katanya. 

Dewi mengatakan, Covid-19 varian Eris bisa menyerang semua usia. Namun, untuk yang paling berpotensi terkena yaitu masyarakat yang sudah dinyatakan komorbid Diabetes melitus (DM). Masyarakat yang memiliki penyakit bawaan itu berpotensi terkena covid varian baru ini. 

"Orang dengan DM ini menekan imunitas, ini mudah terkena infeksi, jadi kita imbau lansia punya penyakit hipertensi DM harus waspada," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement