Jumat 11 Aug 2023 17:49 WIB

Eros Djarot Berharap Pergantian Presiden Diikuti Perubahan

Sudah beberapa proses pergantian kepemimpinan, tapi tidak diikuti perubahan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Budayawan yang juga politikus Eros Djarot menjawab pertanyaan wartawan.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Budayawan yang juga politikus Eros Djarot menjawab pertanyaan wartawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dalam waktu dekat akan menggelar kontestasi Pilpres 2024. Seniman Eros Djarot berharap, pergantian kepemimpinan nasional yang terjadi itu turut membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat.

Ketua Umum Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) itu memberi sorotan atas masih berkuasanya oligarki di kontestasi politik Tanah Air. Hal itu dirasa turut jadi kekecewaan masyarakat selama beberapa waktu terakhir.

Eros merasa, kekecewaan itu bisa sangat mudah dilihat dari banyaknya buruh yang turun ke jalan untuk demonstrasi menolak UU Cipta Kerja. Sebab, rakyat jelas tidak mendapat apa-apa dari kebijakan seperti itu.

"Lihat saja rakyat yang berjubel di depan, itu salah satu jawabannya," kata Eros saat membuka diskusi publik yang digelar GBN, Jumat (11/8).

Dia merasa, pada Pilpres 2024 nanti kita tidak perlu mencari siapa yang lebih tahu atau siapa yang lebih hebat. Eros menekankan, yang penting untuk dipastikan itu apa yang capres-capres ini tawarkan kepada rakyat.

Eros mengajak, masyarakat menentukan keinginan untuk pergantian atau perubahan. Sebab, ia mengingatkan, sudah beberapa kali Indonesia melalui proses pergantian kepemimpinan nasional tapi tidak diikuti perubahan.

"Nanti kalau pas presidennya ganti, nasibnya akan sama lagi tidak,

kalau sama saja berarti tidak ada perubahan," ujar Eros.

Eros mengingatkan, penting dipastikan rakyat dapat apa dari capres-capres tersebut. Maka itu, ia berpendapat, penting bagi masyarakat Indonesia untuk dapat memilih sosok-sosok yang pemberani.

Dia merasa, sosok pemimpin seperti itu dibutuhkan untuk memberantas mafia, salah satunya mafia tanah. Kemudian, sosok berani dibutuhkan untuk mampu memberantas oligarki yang menguasai kehidupan negeri.

Tapi, dia menambahkan, harapan-harapan agar rakyat sejahtera perlu disampaikan dengan akal sehat. Artinya, tidak usah masukan-masukan kepada elit-elit bangsa disampaikan dengan kata-kata tidak pantas.

"Boleh kita tidak suka kepada siapapun, apapun jabatannya, katakan dengan kata-kata sebagai manusia berbudaya, terdidik, tahu sopan santun, tapi pantang menyerah," kata Eros. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement