Sabtu 26 Aug 2023 13:23 WIB

BNPB Lakukan Water Bombing di TPST Sarimukti Targetkan 3 Hari Padam

Dalam satu jam, helikopter mampu melakukan water bombing hingga 20 kali.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan water bombing diatas lahan gambut yang terbakar di Desa Teluk Kenidai, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (7/10/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya peningkatan titik panas (hotspot) pada Kamis (7/10) di wilayah Sumatera sebanyak 154 titik, diantaranya tersebar di Aceh 1 titik, Sumatera Utara 23, Sumatera Barat 35, Sumatera Selatan 8, Jambi 8, Kepulauan Riau 3, Bangka Belitung 13, Bengkulu 1, Lampung 10 dan Riau sebanyak 52 titik panas.
Foto: Antara/Rony Muharrman
Helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan water bombing diatas lahan gambut yang terbakar di Desa Teluk Kenidai, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (7/10/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya peningkatan titik panas (hotspot) pada Kamis (7/10) di wilayah Sumatera sebanyak 154 titik, diantaranya tersebar di Aceh 1 titik, Sumatera Utara 23, Sumatera Barat 35, Sumatera Selatan 8, Jambi 8, Kepulauan Riau 3, Bangka Belitung 13, Bengkulu 1, Lampung 10 dan Riau sebanyak 52 titik panas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan 1 helikopter water bombing. Pesawat terbang ini untuk dipergunakan dalam melakukan operasi pemadaman kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Jumat (25/8). 

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan mengatakan, Helikopter yang digunakan merupakan tipe super puma yang mampu membawa 4.000 liter atau setara 4 ton air dalam sekali penerbangan. Dalam satu jam, helikopter mampu melakukan water bombing hingga 20 kali.

"Untuk hari ini selama 2,5 jam dapat melepaskan 200.000 liter atau 200 ton air. Selanjutnya pemadaman dilakukan mulai esok pagi," ujar Fajar. 

Operasi ini, kata Fajar, akan dilakukan selama tiga hari ke depan, hingga tidak ada lagi potensi api yang akan muncul kembali. 

"Target 3 hari ke depan operasi ini selesai. Jika dalam tiga hari masih ada api, kami siap untuk melanjutkan operasi udara ini," katanya. 

TPST Sarimukti dilaporkan terbakar sejak Sabtu lalu (19/8) pukul 20.00 WIB tersebut, hingga kini kebakaran masih terus terjadi dengan total lahan terbakar mencapai 80 persen. Asap dari kebakaran tersebut berimbas hingga permukiman warga, diperkirakan sekitar 3.000 KK terdampak peristiwa tersebut.

Operasi pemadaman kebakaran di TPA ini, kata dia,  tidak jauh berbeda penanganan kebakaran hutan di lahan gambut. "Api di permukaan terlihat padam, tapi di dalam terkadang masih terdapat api, sehingga satu titik bisa berulang-ulang water bombing," kata Fajar. 

Sementara menurut Siti Anshoriah selaku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Barat, tim darat hanya bisa mencapai areal tertentu. Karena ketinggian sampah bervariasi dari 70 meter sampai 120 meter. 

"Kita minta bantuan BNPB helikopter untuk yang di tengah karena kita hanya bisa di pinggir-pinggir, selang kita terbatas kalau pun mobil tangki tidak bisa naik ke atas tumpukan sampah, karena bisa amblas," kata Siti. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement