REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga beras di Kota Tasikmalaya pada terpantau masih tinggi. Berdasarkan pantauan Republika pada Selasa (19/9/2023), harga beras di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya berkisar Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram. Sementara di warung, harganya bisa mencapai Rp 15 ribu per kilogram.
Salah satu warga Kota Tasikmalaya, Istakori (57 tahun), mengeluhkan harga beras yang tak kunjung turun. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, beras itu merupakan kebutuhan utamanya untuk berjualan. Mau tak mau, warung nasinya harus ada beras.
"Kalau harga di pasar itu sudah Rp 14 ribu (per kilogram). Sementara di warung Rp 15 ribu. Saya pilih yang dekat saja, tidak repot," kata dia, Selasa.
Lantaran untuk kebutuhan berjualan, beras yang dibeli Istakori merupakan kualitas premium. Apabila beras kualitas biasa, rasanya pasti berbeda.
Namun, akibat harga beras yang tak turun-turun, usahanya menjadi terdampak. Mau tak mau, harga nasi yang dijualnya pun menjadi naik.
"Semula saya jual seporsi Rp 4.000, sekarang jadi Rp 5.000," kata dia.
Salah satu warga lainnya, Wawan (65 tahun) juga ikut mengeluhkan harga beras yang masih tinggi. Alhasil, dia pun mengurangi pembelian beras setiap belanja.
"Tentu ngeluh mah, biasa beli lima kilogram kalau belanja, sekarang mah satu kilogram saja," kata dia.
Ia pun berharap, pemerintah dapat mengambil langkah agar harga beras kembali normal. Pasalnya, beras merupakan kebutuhan utama untuk makan.
Salah satu pedagang di Pasar Cikurubuk, Dede (40), mengatakan, kenaikan harga beras itu sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Namun, dalam sepekan terakhir, harga beras stabil tinggi di harga Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram. Angka itu melesat cukup jauh dari kondisi normal, di mana harga beras berkisar Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram.
"Tadinya naik terus, seminggu terakhir ini sudah setop naiknya. Tapi masih tetap tinggi," ujar dia.
Menurut Dede, kenaikan harga beras itu dipicu oleh musim kemarau. Alhasil, para petani menaikkan harga jual.
"Kalau stok mah aman, asal berani harga," kata dia.
Ia mengatakan, tingginya harga beras itu tentu membuat para pembeli mengeluh. Apalagi, pada awal kenaikan, di mana harga terus meninggi setiap harinya.
Namun, saat ini para pembeli sudah biasa dengan kenaikan harga itu. Hanya saja, jumlah yang dibeli menjadi menurun.