Jumat 29 Sep 2023 09:09 WIB

Rektor: Wajah Islam yang Toleran Ada di Unisba

Kegiatan penguatan moderasi beragama ini, menanamkan nilai-nilai komitmen kebangsaan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menggelar kegiatan Moderasi Beragama “Goes to Campus” bekerja sama dengan Universitas Islam Bandung (Unisba). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman moderasi beragama pada civitas akademika, baik bagi dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa Unisba.

"Kalau melihat wajah Islam ya di Unisba. Kami, toleransi humanisme sangat cocok dengan tema sekarang. Menurut saya secara pribadi saya menganggap bahwa modernisasi agama adalah lakum dinukum waliyadin tidak perlu definisi yang lain," ujar Rektor Unisba, Prof H Edi Setiadi.

Edi mengatakan, salah satu bentuk toleransi yang nyata di Unisba adalah 3 tahun lalu lulusan program pesantren sarjana terbaik di Unisba berasal dari fakultas MIPA yang beragama Buddha. Mahasiswa tersebut, sekaligus menyandang predikat lulusan terbaik wisuda.

"Kami sering menekankan bahwa tidak ada diskriminasi di Unisba, mahasiswa yang non muslim maupun muslim kewajibannya sama, ada Pendidikan Agama Islam sampai 7 semester dan dua kali mahasiswa karena itu kurikulum wajib diikuti," paparnya.

Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI M Arskal Salim mengatakan, konsep moderasi beragama yang mengedepankan cara pandang, sikap, dan perilaku secara moderat menjadi bagian penting untuk menumbuhkan sikap toleran, setara, dan kerja sama dalam beragama di masyarakat. 

Kata dia, kegiatan moderasi beragama 'Goes to Campus' merupakan implementasi salah satu dari tujuh program prioritas Menteri Agama. Yakni, penguatan moderasi beragama, transformasi digital, tahun toleransi beragama, revitalisasi KUA, religiosity index, kemandirian pesantren; dan cyber Islamic university. 

Kegiatan penguatan moderasi beragama ini, diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai komitmen kebangsaan, toleransi, anti-radikalisme. Serta, adaptasi pada budaya lokal yang menjadi indikator pada konsep moderasi beragama di lingkungan kampus. 

"Konsep moderasi beragama dapat menjadi modal sosial-akademik bagi civitas akademika dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi," paparnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement