REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melaksanakan program kemaslahatan berupa operasi katarak gratis bagi warga di wilayah Jawa Barat. Menggandeng lembaga amil zakat Baitulmaal Muamalat (BMM), program kemaslahatan ini menargetkan untuk membantu 100 warga dengan masalah katarak, antara lain di Kota Bandung.
Anggota Badan Pelaksana BPKH, Sulistyowati, menjelaskan, sebelum dilaksanakan operasi, dilakukan skrining terlebih dahulu. Pada tahap pertama, kata dia, ada 154 orang yang menjalani skrining, dari hasil seleksi yang dilakukan BMM. Namun, hanya 20 orang yang dinilai aman untuk menjalani operasi katarak.
“Rencana akan diadakan empat kali skrining sampai tercapai 100 orang,” ujar Sulistyowati, selepas prosesi serah terima bantuan program kemaslahatan di Klinik Adiandra Medika, Kota Bandung, Jumat (6/10/2023).
Sulistyowati mengatakan, disalurkan Rp 300 juta untuk 100 penerima bantuan operasi gratis. Masing-masing Rp 3 juta. Menurut dia, bantuan tersebut merupakan hasil pengelolaan dana abadi umat (DAU). Ia menjelaskan, DAU ini berbeda dengan dana haji masyarakat.
“Dana haji itu tidak boleh berkurang nominalnya, tapi kami dibolehkan oleh Kemenag untuk mengolahnya, baik melalui investasi deposito dan lainnya,” ujar Sulistyowati.
Menurut Sulistyowati, dana haji ada sekitar Rp 3,8 triliun. Ia mengatakan, keuntungan dari pengelolaannya dimanfaatkan untuk program kemaslahatan. “Hasil keuntungannya saat ini mencapai Rp 232 miliar dan itu yang digunakan untuk program kemaslahatan. Salah satunya operasi katarak gratis ini,” kata dia.
Direktur Eksekutif BMM Novi Wardi menjelaskan, pihaknya terus mencari warga Jawa Barat yang mengalami masalah katarak dan tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan operasi. Pada tahap pertama, kata dia, skrining dilakukan terhadap warga Kota Bandung. Selanjutnya, ia mengatakan, akan menjangkau warga dari luar Kota Bandung juga.
“Kita usahakan Oktober ini tercapai 100 orang. Karena di Kota Bandung baru dapat 20 persen, maka nanti kita akan merambah ke Kabupaten Bandung, KBB (Kabupaten Bandung Barat), Cianjur, Cirebon, Tasik, dan lainnya,” ujar Novi.
Meski demikian, Novi mengatakan, pelaksanaan skrining dan operasi katarak tetap dilakukan di Kota Bandung, tepatnya di Klinik Adiandra Medika. Sejauh ini, masing-masing calon penerima manfaat menanggung sendiri biaya akomodasi mereka.
Ke depan, menurut Novi, BPKH dan BMM akan mengupayakan layanan akomodasi untuk memudahkan calon penerima manfaat mencapai lokasi pemeriksaan dan pelaksanaan operasi gratis.
“Kita sebenarnya ada mobil rescue, ambulans juga. Nanti mungkin bisa digunakan supaya mereka (penerima manfaat) tidak perlu jauh-jauh ke sini sendiri, kan kasihan juga,” ujar Novi.