Rabu 08 Nov 2023 05:00 WIB

Nasdem Sampaikan Keprihatinan MK Dijadikan Alat Politik

Hakim MK menggeser, mengatur, bahkan merekayasa undang-undang di Indonesia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Effendy Choirie
Foto: Antara
Effendy Choirie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Effendy Choirie atau akrab disapa Gus Choi, menyampaikan keprihatinan atas Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini. Dia menilai, MK sudah dijadikan alat politik kelompok tertentu.

Ternyata, dia menerangkan, itu turut menjadi keprihatinan cendekiawan-cendekiawan Muslim. Sebab, MK sudah diobsesikan publik sebagai sosok-sosok negarawan yang bertindak demi kepentingan bangsa dan negara.

"Ternyata, mereka sudah menjadi alat-alat politik, keluarga, kelompok, dan semua sedih," kata Gus Choi, Selasa (7/11).

Padahal, dia menekankan, hakim-hakim MK itu seharusnya tidak cuma taat kepada undang-undang. Tapi, Gus Choi mengingatkan, mereka harus pula menjaga etika, akhlak, moral yang sekarang diabaikan hakim-hakim MK.

Gus Choi melihat, kelompok-kelompok yang coba menjadikan MK sebagai alat politik itu membuat seolah kekuasaan dan uang memang berkuasa. Mereka menggeser, mengatur, bahkan merekayasa undang-undang di Indonesia.

Selain itu, dia menyampaikan, mereka sudah sempat pula mencoba mengganti atau mengubah konstitusi. Mereka, lanjut Gus Choi, melakukan itu semua demi bisa memperpanjang masa jabatan presiden dari dua ke tiga periode.

"Ini semua semata karena pikiran pragmatis, karena semata kekuasaan, semata uang," ujar Gus Choi.

Maka itu, dia merasa, wajar jika cendekiawan-cendekiawan Muslim turut menyampaikan keprihatinan. Salah satunya bersepakat untuk mendukung sekaligus memenangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Menurut Gus Choi, untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran dibutuhkan setidaknya 80 juta suara. Sedangkan, jika Anies-Muhaimin ingin masuk ke putaran kedua dibutuhkan setidaknya 66-70 juta suara.

Menurut Gus Choi, mereka menyampaikan dukungannya atas keinginannya sendiri. Dia menambahkan, semua komitmen itu disampaikan memang atas keprihatinan melihat kondisi bangsa dan negara belakangan.

"Mereka berkomitmen berjuang dengan kemampuan sendiri, uang sendiri, semua tidak mengandalkan oligarki," kata Gus Choi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement