REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Ruas jalan yang menghubungkan wilayah Desa Sukabungah dan Desa Sukamukti di Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengalami ambles. Untuk sementara ruas jalan di belakang kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC) tidak bisa dilalui kendaraan.
Pelaksana Tugas (Plt) Camat Bojongmangu, Sapto Noviantoro, mengatakan, jalan itu ambles akibat curah hujan tinggi. “Untuk sementara tidak bisa dilalui kendaraan,” kata dia, Jumat (5/1/2024).
Sapto mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait untuk perbaikan jalan yang ambles itu. Selagi menunggu perbaikan, masyarakat diminta mencari jalur lain. “Kami mengimbau kepada warga yang hendak melewati jalur atau jalan tersebut bisa menggunakan jalur alternatif lewat jalur kawasan GIIC,” ujar dia.
Menurut Sapto, kejadian tanah ambles atau longsor bukan yang pertama kali di wilayah Kecamatan Bojongmangu. Karena itu, ia mengimbau warga selalu waspada akan potensi bencana pada musim hujan ini. Semua unsur terkait juga diharapkan dapat memantau titik-titik rawan terdampak bencana.
“Karena ini bukan pertama kali kejadian longsor di wilayah Bojongmangu. Konstruksi tanah di wilayah ini hampir rata-rata rawan longsor karena berada di atas ketinggian,” kata Sapto.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Dodi Supriadi juga meminta masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi saat musim hujan.
“Prakiraan BMKG puncak musim hujan untuk wilayah Jawa Barat terjadi pada Februari-Maret. Kami mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mengantisipasi, serta siaga penuh kebencanaan,” kata Dodi.
Dodi mengatakan, bencana yang berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi, antara lain longsor dan banjir. Selain itu, ada potensi puting beliung. Menurut dia, BPBD Kabupaten Bekasi menyiagakan personel, juga peralatan pendukung, guna mengantisipasi kejadian bencana ini.
BPBD pun mendorong upaya mitigasi bersama. “Bersama-sama kita lakukan mitigasi karena penanganan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga seluruh komponen masyarakat,” ujar Dodi.