Sabtu 20 Jan 2024 11:59 WIB

Bantah Isu Menterinya Mundur, Jokowi: Kabarnya dari Siapa?

Jokowi menegaskan, para menterinya selama ini bekerja rutin seperti biasa.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Arie Lukihardianti
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers usai menghadiri harlah Muslimat NU di GBK, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
Foto: Republika/ Dessy Suciati Saputri
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers usai menghadiri harlah Muslimat NU di GBK, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah isu mundurnya sejumlah menteri dari Kabinet Indonesia Maju. Ia menegaskan, para menterinya selama ini bekerja rutin seperti biasa.

"Biasa kok kita kerja, kerja biasa, kerja rutin biasa," kata Jokowi usai menghadiri Hari Lahir ke-78 Tahun Muslimat Nahdlatul Ulama, di Stadion GBK, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Baca Juga

Jokowi megatakan, para menterinya pun setiap hari mengikuti rapat terbatas dan rapat internal yang dipimpinnya. Selama rapat digelar, ia juga mengaku tidak ada masalah dari para menterinya. "Menteri setiap hari kita ratas, setiap hari kita rapat internal, tiap. Dengan semua menteri atau dengan sebagian menteri," katanya.

Saat ditanya apakah ada motif politis terkait isu ini, Jokowi tak membantahnya. Ia mengatakan, di tahun politik semua hal pasti akan berkaitan dengan politik. "Ya namanya bulan politik tahun politik, ya semua hal pasti akan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat politik," ujar Jokowi.

Saat kembali ditanya apakah isu tersebut hanya merupakan kabar bohong, Jokowi pun kemudian menanyakan kembali dari mana isu tersebut berhembus. "Ya kabarnya dari siapa? Ya Kabarnya dari siapa?," kata dia.

Kabar rencana pengunduran diri Menkeu Sri Mulyani tersebut disampaikan Ekonom Senior INDEF Faisal Basri. Selain Sri Mulyani, Faisal Basri juga menyebut sejumlah menteri lainnya berencana untuk mundur. Di antaranya yakni Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Faisal menyebut, daftar menteri yang akan mundur lainnya yakni merupakan teknokrat, bukan berasal dari partai.

"Pertama itu yang saya tekankan adalah para menteri yang tergolong teknokrat, soalnya kalau dari partai agak susah ya," kata Faisal Basri dalam program Closing Bell CNBC Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement