Ahad 16 Jun 2024 14:11 WIB

Ratusan Bencana Terjadi di Sukabumi Hingga Mei 2024

Bencana tanah longsor paling banyak mencapai 46 kejadian

Rep: Antara/ Red: Arie Lukihardianti
Sejumlah alat berat menyelesaikan perbaikan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah alat berat menyelesaikan perbaikan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI---- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat sepanjang 2024 terhitung dari Januari hingga Mei di Kota Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) terjadi 202 kejadian bencana.

"Cuaca ekstrem mendominasi kejadian bencana dalam lima bulan terakhir yang jumlahnya mencapai 91 kejadian," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat di Sukabumi, akhir pekan ini.

Baca Juga

Adapun rinciannya untuk tanah longsor sebanyak 46 kejadian, kemudian banjir sebanyak 39 kejadian, selanjutnya angin puting beliung 11 kejadian, serta kebakaran permukiman sembilan kejadian dan gempa bumi sebanyak enak kejadian.

Sementara untuk kejadian bencana di setiap bulan, kata dia, pada Januari 36 kejadian, Mei 35 kasus, Februari 18 kejadian, Maret 39 kejadian, April 72 kejadian dan Mei sebanyak 35 kejadian bencana.

Menurut Novian, kerugian yang ditimbulkan dari dampak bencana mencapai Rp 3,60 miliar dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 368 orang. Untuk jumlah bangunan rumah yang rusak totalnya sebanyak 484 unit dengan rincian 36 rusak berat, 104 rusak sedang dan 344 rusak ringan.

Kerugian paling besar ditimbulkan dari bencana tanah longsor yang nilainya mencapai Rp1,3 miliar, cuaca ekstrem Rp859,1 juta, kebakaran permukiman Rp786 juta angin puting beliung Rp426,5 juta, banjir Rp160,5 juta, gempa bumi Rp86,3 juta. "Jumlah korban dan luka sebanyak lima orang. Di mana dari jumlah tersebut sebanyak dua korban meninggal dunia, dua luka berat dan satu luka ringan," katanya.

Novian mengatakan untuk Juni ini kejadian bencana masih didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Namun demikian, masyarakat harus mewaspadai musim kemarau yang diperparah dengan fenomena alam El Nino yang memicu terjadinya bencana kekeringan dan kesulitan air bersih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement