Jumat 19 Jul 2024 16:07 WIB

Peluang Munculnya Isu SARA Tipis di Pilwalkot Bandung

Masyarakat Kota Bandung sudah cerdas dalam memilih calon pemimpinnya.

Rep: Muhammad Taufik/ Red: Sandy Ferdiana
anggota Komisi D DPRD Kota Bandung dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Yoel Yosaphat
Foto: Istimewa
anggota Komisi D DPRD Kota Bandung dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Yoel Yosaphat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Kota Bandung menduduki posisi ke-16 dalam Indeks Kota Toleran (IKT) 2023 yang diterbitkan Setara Institute. DPRD Kota Bandung optimistis isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) berpeluang tipis dijadikan komoditas politik dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Bandung 2024.

Menurut anggota Komisi D DPRD Kota Bandung dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Yoel Yosaphat, dibandingkan 2019, peluang munculnya isu SARA dalam Pilkada 2024 sangat kecil. Kata dia, kondisi itu dipicu oleh sumber daya manusia (SDM) Kota Bandung yang kian berkualitas.

Namun demikian, sambung dia, jika mengacu pada IKT 2023, maka masih ada pekerjaan rumah dalam mewujudkan toleransi hidup beragama di Kota Bandung. Dijelaskan Yoel, budaya tolerasi merupakan tanggung jawab bersama.

Dengan jumlah penduduk yang 2,7 juta orang, sambung Yoel, Kota Bandung harus disiapkan nyaman dan inklusif untuk semua lapisan masyarakat. ‘’Kami harap pemerintah bisa sering mengadakan forum lintas agama,’’ujar Yoel kepada Republika, Jumat (19/7/24).

Yoel menyebutkan, komitmen meningkatkan IKT harus menjadi visi dan misi calon wali Kota Bandung 2024. Sebab, sambung dia, saat terpilih nanti, indeks toleransi akan menjadi salah satu tugas wali Kota Bandung.

‘’Wali Kota terpilih harus meramaikan kembali Kampung Toleransi,’’ tambahnya. Sebab, papar dia, dengan budaya toleransi pula maka roda pembangunan akan berjalan kondusif.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement