REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Fenomena kedip listrik sering terjadi dalam kelistrikan dalam jangkauan waktu tiga sampai dengan 30 sirkuit listrik atau setara dengan 60-600 milisecond (ms). Hal ini akan memicu permasalahan di industri. Fenomena ini, merupakan bagian dari persoalan power quality di dalam sistem tenaga listrik.
Beberapa mitigasi untuk mengatasi persoalan ini telah banyak dilakukan. Di antaranya, dengan menggunakan D-Statcom, DRUPS, UPS (Uninterruptible Power Supply), dan teknologi terkini bernama DVR atau Dynamic Voltage Restoren.
Melihat fenomena tersebut, Sekolah Teknik Elektro Indonesia (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggandeng PT Chint Indonesia. Perjanjian kerja sama, dilakukan secara simbolis melalui pemberian seperangkat peralatan DVR. Nantinya alat DVR ini akan diuji dan ditempatkan di Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB.
Ketua Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB Nanang Hariyanto mengatakan, ketahanan terhadap kedip tegangan pada sistem tenaga listrik sangat krusial. Terutama, pada industri manufaktur, kesehatan, pangan, otomotif, dan sektor lainnya sangat bergantung pada pasokan listrik yang stabil dan andal.
Pasokan listrik yang tidak terganggu pada aspek power quality, menjadi kunci untuk menjaga kelancaran operasional manufaktur atau produksi selama 24 jam sehari.
“Fenomena kedip ini memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bisa dimitigasi dengan menggunakan perangkat DVR. Alat ini bekerja dengan menginjeksikan tegangan ke dalam sistem untuk mengkompensasi setiap gangguan yang mempengaruhi tegangan beban, sehingga kedip tidak mengganggu proses produksi atau merusak peralatan,” ujar Nanang, Rabu (21/8).
Selain itu, kata Nanang, DVR memiliki fungsi yang mirip dengan UPS. Namun, DVR unggul dalam mendeteksi dan menstabilkan kedip tegangan dalam waktu 0,002 detik tanpa perlu menggunakan baterai secara terus menerus.
Bagi mahasiswa, terutama yang belajar di bidang teknik elektro dan energi, peralatan DVR menawarkan kesempatan untuk memahami dan mengaplikasikan konsep kelistrikan dalam situasi nyata.
Kehadiran DVR di laboratorium universitas mempermudah mahasiswa dalam mempelajari bagaimana perangkat ini bekerja untuk mengatasi gangguan tegangan, seperti fenomena kedip yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik.
Menurut Nanang, pemahaman ini bisa memperkaya pengetahuan dan wawasan teknis mahasiswa. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah beradaptasi dan berkontribusi dalam berbagai proyek yang melibatkan manajemen kualitas daya listrik. Senada dengan Nanang, PT CHINT Indonesia senantiasa berinovasi untuk meningkatkan kualitas listrik di Indonesia.
"Kolaborasi ini terjadi berkat kerja keras Pak Yanto Permana (Business Development Manager PT CHINT Indonesia) dan tim STEI ITB. Kami berkesempatan untuk melakukan riset bersama guna mengaplikasikan teknologi ini di Indonesia,” ujar Direktur PT Chint Indonesia Ace Chang.
“Harapan kami, mahasiswa Teknik Tenaga Listrik STEI ITB dapat melakukan penelitian dengan perangkat DVR sehingga dapat memitigasi persoalan listrik di Indonesia," imbuhnya.
Sementara menurut Direktur R&D CHINT Global Asia Pacific Daniel Pang yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, perangkat DVR merupakan solusi yang lebih hijau dan ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan baterai. Sehingga, tidak harus memikirkan pengolahan limbah baterai.
"DVR dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, yakni sebanyak 100 ribu cycle atau kurang lebih 15 tahun dibandingkan baterai yang pada umumnya harus diganti dalam kurun 3-5 tahun pemakaian," kata Daniel.