Kamis 03 Oct 2024 16:42 WIB

Uji Coba Tanam Bawang Merah dari Biji di Cirebon, Biaya Turun Hasil Panen Naik

Uji coba itu dilakukan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi penanaman bawang

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Panen bawang merah (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Panen bawang merah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Penanaman bawang merah menggunakan biji berhasil diuji coba di Kabupaten Cirebon. Hasilnya, biaya produksi turun dan hasil panen meningkat. Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, metode itu dapat mengatasi masalah ketersediaan bibit. Persoalan itu, selama ini menjadi tantangan utama dalam budidaya bawang merah.

‘’Saat ini, Kabupaten Cirebon memiliki lahan pertanian bawang merah seluas sekitar 4.000 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan,’’ ujar Alex, Kamis (3/10/2024).

Baca Juga

Uji coba itu dilakukan melalui kolaborasi Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dan Prima Agrosid. Adapun metode penanamannya diuji dalam berbagai periode panen, yakni 75 hari, 85 hari, dan 95 hari.

Uji coba tersebut dilakukan di Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Adapun pelaksanaan uji coba tersebutdilakukan di lahan seluas 1.000 meter persegi, yang terbagi menjadi tiga bagian untuk setiap masa panen.

Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya menjelaskan, uji coba itu dilakukan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi penanaman bawang merah dari biji. Setelah itu dibandingkan dengan metode tradisional yang menggunakan umbi. ‘’Kami menghitung selisih biaya produksi antara penanaman dengan biji dan umbi, mana yang lebih murah dan lebih efisien,’’ katanya.

Hasil awal menunjukkan, biaya produksi bawang merah dari biji lebih rendah dibandingkan menggunakan umbi. Selain itu, metode penanaman menggunakan biji juga lebih efisien dalam hal penanaman dan pemeliharaan. Selain itu, potensi hasil panen dari tanaman yang ditanam menggunakan biji ternyata jauh lebih besar.

‘’Jika penanaman bawang merah dengan umbi di satu hektare menghasilkan 10 ton, maka menggunakan biji bisa mencapai 20 ton,’’ kata Wahyu.

Keberhasilan uji coba itu diharapkan mampu membantu mengendalikan laju inflasi di Kabupaten Cirebon. Pasalnya, bawang merah menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi. ‘’Jika suplai bawang merah stabil, kita bisa menjaga harga di pasar tetap terkendali,’’ kata Wahyu.

Selain itu, masa simpan bawang merah juga dapat diperpanjang dengan metode penanaman dari biji. Bawang merah yang dipanen dalam 95 hari memiliki masa simpan lebih lama dibandingkan yang dipanen dalam 75 hari. Hal itu memungkinkan bawang merah untuk ditahan sementara saat pasokan di pasar melimpah, sebagai salah satu strategi untuk mengendalikan harga. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement