Kamis 02 Jan 2025 08:50 WIB

Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata di Sukabumi Selatan Turun Terdampak Bencana

Mayoritas objek wisata yang berada di wilayah selatan sepi,

Rep: Antara/ Red: Arie Lukihardianti
Foto udara jembatan jalur wisata Pelabuhan Ratu-Geopark Ciletuh terputus di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Foto udara jembatan jalur wisata Pelabuhan Ratu-Geopark Ciletuh terputus di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Berbagai peristiwa bencana di Kabupaten Sukabumi, yang terjadi pada Desember 2024 berpengaruh terhadap turunnya kunjungan wisatawan pada libur Natal dan tahun baru. Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman, destinasi wisata yang paling terdampak terutama yang berada di Selatan Sukabumi.

"Destinasi wisata yang berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi yang paling besar merasakan dampak dari tingginya angka kejadian bencana di penghujung tahun," ujar Ade, Rabu (1/12/2025).

Baca Juga

Menurut Ade, kurangnya wisatawan dari luar daerah yang datang Kabupaten Sukabumi sudah dirasakan sejak libur dan cuti bersama perayaan Natal. Di mana, mayoritas objek wisata yang berada di wilayah selatan sepi, ditambah terjadinya longsor susulan yang menutup akses jalan nasional Bagbagan-Kiaradua, Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan.

Akibat dari bencana itu, kata dia, akses terdekat menuju pusat Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu sempat beberapa kali ditutup sehingga kendaraan dari arah Pelabuhanratu tidak bisa melintas, walaupun saat ini sudah kembali normal.

Bahkan, menjelang perayaan tahun baru biasanya objek wisata pantai selatan sejak H-2 Tahun Baru 2025 jumlah wisatawan yang datang minim atau sepi. Ini dapat dilihat dari volume kendaraan yang masuk, di mana dua hari menjelang pesta pergantian tahun wisatawan sudah memadati hampir di sepanjang destinasi pantai. Kemudian puncaknya pada H-1, wisatawan yang datang semakin membeludak sehingga mengakibatkan terjadinya kemacetan di jalur-jalur menuju objek wisata di selatan Kabupaten Sukabumi.

Namun, untuk kali ini hingga malam perayaan pergantian tahun arus lalu lintas tetap normal tidak ada peningkatan yang signifikan. Turunnya tingkat kunjungan wisatawan juga berdampak kepada tingkat hunian kamar hotel atau okupansi yang biasanya mencapai 90 persen lebih. Tetapi untuk saat ini angka okupansi tidak lebih dari 30 persen.

"Saat pergantian 2023 ke 2024 okupansi di atas 90 persen, tapi di saat perayaan pergantian tahun dari 2024 ke 2025 tingkat hunian kamar hotel di bawah 30 persen," katanya.

Ade mengatakan selain bencana yang ikut mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan adalah cuaca. Seperti diketahui sejak H-3 hingga beberapa menit menjelang perayaan pergantian tahun wilayah Sukabumi terus menerus turun hujan deras, sehingga wisatawan yang ingin ke Sukabumi menjadi was-was terjadi bencana lagi.

Namun, kata dia, berbeda dengan tingkat kunjungan wisatawan ke wilayah utara Kabupaten Sukabumi, dari pantauan di beberapa objek wisata, salah satunya objek wisata Pondok Halimun yang berada di Kecamatan Sukabumi, mayoritas tempat penginapan dipenuhi wisatawan yang mayoritas datang dari luar daerah. Meskipun diguyur hujan deras, tidak menyurutkan wisatawan yang ingin merasakan perayaan pergantian tahun tepat di bawah kaki Gunung Gede serta bisa memandang indahnya pancaran sinar dari lampu-lampu rumah warga di atas ketinggian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement