REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Polrestabes Bandung menerjunkan 1.256 personel untuk mengamankan arus mudik dan balik lebaran 1446 Hijriah sejak tanggal 26 Maret hingga 8 April mendatang. Sebanyak 24 pos pengamanan pun didirikan untuk memantau aktivitas arus lalu lintas di Kota Bandung.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan operasi ketupat Lodaya tahun 2025 bakal berlangsung sejak tanggal 26 Maret hingga 8 April atau selama 14 hari. Total personel yang diterjunkan tersebut sebanyak 1.256 orang.
"Operasi ketupat Lodaya tahun 2025 berlangsung 14 hari mulai 26 Maret sampai 8 April. Ada sebanyak 1.256 personel," ujar Budi, Selasa (18/3/2025).
Budi mengatakan aparat kepolisian dan TNI serta instansi terkait untuk menciptakan situasi aman dan kondusif selama lebaran. Ia melanjutkan pihaknya bakal bersinergi dengan unsur kewilayahan.
Selain itu, pihaknya pun mengantisipasi adanya pasar tumpah. Ia menyampaikan pihaknya telah mendapatkan informasi dari Dinas Perhubungan bahwa akan menerjunkan 694 personel. Serta, bakal dilakukan rampcheck bus sejak tanggal 18 hingga 25 Maret. Pihaknya juga mengingatkan untuk melakukan mitigasi bencana mengingat potensi hujan dapat terjadi.
Sebelumnya, Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal (Irjen) Agus Suryo Nugroho mengaku sudah melakukan kunjungan dan survei jalur mudik. Langkah tersebut dilakukan bersama pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada tahun lalu agar tidak terulang kembali.
"Termasuk juga memitigasi tempat-tempat yang merupakan trouble spot dan black spot yang terjadi kepadatan, perlambatan, dan simpul-simpul crossing," kata Agus di Jakarta, Kamis (7/3/2025).
Ia berharap tahun ini tidak ada kemacetan, melainkan perlambatan yang disebabkan kepadatan dari mobilitas masyarakat yang melakukan mudik pada Lebaran 2025. Oleh karena itu, Polri melakukan Operasi Ketupat 2025 untuk menciptakan keselamatan masyarakat.
Agus menjelaskan, ada 2.400 pos pengamanan dan pelayanan yang tersebar di Indonesia. Ia juga mengimbau masyarakat tidak menggunakan kendaraan roda dua untuk mudik karena berdasarkan hasil analisa dan evaluasi tahun 2024, kecelakaan paling banyak melibatkan kendaraan roda dua.