REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beberapa BUMD di Jawa Barat masih tidak memperhatikan aspek lingkungan. Hal itu menjadi perhatian anggota Komisi III DPRD Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan dalam bisnis BUMD.
Ia menyebut, dari 41 BUMD yang ada di Jabar, seluruhnya harus dalam kondisi sehat secara keuangan sekaligus memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG (Environmental, Social, and Governance).
“BUMD tak hanya mengejar profit tetapi juga harus memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan sosial. Konsep bisnis keberlanjutan harus mulai diterapkan agar manfaatnya tak hanya terasa saat ini, juga untuk generasi mendatang,” ujar Ineu saat ditemui Republika di Rooftoop Sekretariat DPRD Jabar, Kamis malam (20/3/25).
Menurutnya, implementasi ESG di BUMD dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti efisiensi energi, penggunaan bahan baku ramah lingkungan, serta tata kelola perusahaan yang lebih transparan dan akuntabel.
“BUMD Jabar harus menjadi contoh dalam membangun bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat,” tambahnya.
Ineu pun menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan agar BUMD tetap sehat dan mampu bersaing. Ia berharap setiap BUMD terus berinovasi dan beradaptasi dengan tantangan zaman, terutama dalam menghadapi perubahan iklim dan tuntutan keberlanjutan global.
"Dengan strategi yang tepat, BUMD di Jabar dapat tumbuh lebih kuat dan menjadi pilar ekonomi daerah yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga keberlanjutan,” tutupnya.