Selasa 10 Jun 2025 16:11 WIB

Badan Geologi ESDM Ungkap Penyebab Gempa 5,0 Magnitudo di Pangandaran

Gempa merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas deformmasi batuan.

Kondisi di Pantai Barat Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, usai terjadi gempa bumi.
Foto: Dok Satpolairud Polres Pangandar
Kondisi di Pantai Barat Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, usai terjadi gempa bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 5,0 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Senin (9/6/2025) malam. Kepala Badan Geologi M Wafid menjelaskan lokasi pusat gempa berada di laut, dengan wilayah sekitarnya memiliki morfologi dataran, perbukitan, hingga pegunungan terjal.

“Sebagian batuan telah mengalami pelapukan, endapan kuarter, dan batuan yang telah lapuk bersifat urai, lepas, lunak, dan belum kompak, sehingga dapat memperkuat efek guncangan dan meningkatkan kerawanan terhadap gempa bumi,” kata Wafid di Bandung, Selasa.

Wafid menjelaskan wilayah ini didominasi oleh tanah lunak, tanah sedang dan tanah keras serta tersusun dari batuan sedimen tersier, endapan kuarter, dan sebagian batuan pra-tersier. Badan Geologi melaporkan gempa ini menunjukkan pola sesar naik (thrust fault) dengan komponen oblique mengiri berarah Barat Laut – Tenggara.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memantau dampak gempa bumi. “Hingga pagi ini (10/6), kami belum laporan terkait dengan kerusakan akibat gempa yang terjadi tadi malam,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan di Cilacap, Selasa.

Namun, BPBD akan terus memantau kemungkinan adanya dampak gempa di Cilacap berupa kerusakan bangunan rumah maupun fasilitas umum lainnya. “Kami akan segera informasikan jika ada dampak yang terjadi. Semoga tetap aman dan terkendali,” katanya.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Selasa (10/6) dini hari, mengatakan episenter gempa bumi dengan magnitudo 5 yang terjadi pada hari Senin (9/6), pukul 23.55 WIB, terletak pada koordinat 8,09 derajat lintang selatan dan 108,71 derajat bujur timur atau berjarak sekitar 49 kilometer arah tenggara dari Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dengan kedalaman 70 kilometer, dan tidak berpotensi tsunami.

BMKG menyatakan gempa tersebut merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng, dengan mekanisme pergerakan oblique thrust atau geser naik. Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan BMKG, gempa ini menimbulkan guncangan dengan intensitas III MMI di wilayah Pangandaran.

Dia memaparkan guncangan gempa dengan skala II–III MMI juga dirasakan di wilayah Tasikmalaya dan Cilacap, Garut, Banyumas, Kebumen di Jawa Tengah. "II-III MMI atau guncangan dirasakan nyata di dalam rumah dan seolah-olah ada truk yang melintas," kata Daryono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement