Selasa 02 Sep 2025 17:21 WIB

Kapolda Jabar: Kericuhan di Tamansari Bandung Sudah Direncanakan

Ratusan massa menggunakan pakaian serba hitam sambil memegang besi, batu dan kayu

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan
Foto: Polres Garut
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  -- Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan mengungkapkan kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam hingga Selasa (2/9/2025) dini hari sudah direncanakan. Ratusan massa yang berkumpul sengaja memancing petugas untuk masuk ke dalam kampus.

"Kami menganalisis ini sudah didesain, direncanakan bahwa kami dipancing untuk menyerang kampus, tapi alhamdulillah kami tidak melakukannya tersebut," ujar Kapolda Jabar, Selasa (2/9/2025).

Baca Juga

Usai aksi demo di DPRD Jawa Barat dibubarkan dan kondisi keamanan tenang, kata Rudi, pihaknya melakukan patroli gabungan dengan skala besar mengelilingi objek vital dan berpotensi terjadi gangguan. Namun, sekitar pukul 21.00 WIB petugas mendapatkan pelemparan batu dan bom molotov di Jalan Tamansari.

Kapolda Jabar mengatakan, petugas yang menggunakan motor dan mobil terbuka terancam dan membahayakan dengan lemparan batu dan bom molotov tersebut termasuk masyarakat. Atas kondisi tersebut dan perintah pimpinan untuk bertindak tegas, ia mengatakan pihaknya menangkap enam orang.

Menurut Rudi, keenam pelaku yang diamankan yaitu AZ (21 tahun), E (30 tahun) dan FNE (19 tahun) pegawai konter handphone, RAR (21 tahun), YAA (25 tahun) dan GR (19 tahun) karyawan swasta. Para karyawan konter handphone diduga diajak untuk melakukan aksi kericuhan.

Pihaknya juga mengamankan barang bukti tiga botol bom molotov. Para pelaku berusaha untuk menghilangkan barang bukti. Namun, pihaknya berhasil mengamankan handphone milik pelaku dan mendapatkan informasi bahwa bakal terdapat kumpulan massa lebih besar di Jalan Tamansari.

Rudi mengatakan, petugas kembali melakukan patroli skala besar sekitar pukul 23.00 WIB dan mendapati sekitar 150 orang hingga 200 orang berkumpul di Jalan Tamansari. Mereka memblokade jalan yang seharusnya bisa digunakan masyarakat dan sudah melebihi waktu serta menebar ketakutan.

Apalagi, kata dia, ratusan massa tersebut menggunakan pakaian serba hitam sambil memegang besi dan batu serta kayu. Mereka pun langsung melempari petugas dengan batu dan bom molotov.

Ia mengatakan petugas pun yang patroli dalam keadaan terancam saat hendak membubarkan kerumunan. Petugas pun membubarkan massa secara terukur dan sesuai ketentuan.

Setelah dilakukan upaya pembubaran, ia mengatakan massa berlarian dan masuk ke kampus Unisba. Pihaknya sendiri tidak terpancing untuk masuk ke dalam kampus tersebut. "Direktur kami meneriakkan itu, mengingatkan kembali tidak ada yang masuk kampus dan tidak ada yang melakukan sweeping dan sebagainya," kata dia.

Ia menyebut massa yang masuk ke kampus berada di pintu gerbang sambil berusaha menyerang petugas. Kapolda Jabar menduga bahwa mereka bukan bagian dari mahasiswa yang melakukan aksi dan telah membubarkan diri.

"Belum tentu itu mahasiswa Unisba, ini hanya dipakai tempatnya saja oleh kelompok yang malam-malam mempersenjatai diri dan melakukan penyerangan petugas dan mengganggu keamanan masyarakat. Jadi bukan, bukanlah mahasiswa yang sebenarnya," kata dia.

Ia melanjutkan pihaknya pun tidak melakukan sweeping akan tetapi hal itu dilakukan oleh keamanan internal karena terganggu dengan ulah massa tersebut. Pihaknya pun mendapatkan pelemparan bom molotov dari massa yang berada di kampus Universitas Pasundan.

Setelah itu, pihaknya mengamankan 10 orang pada pukul 00.30 WIB, Selasa (2/9/2025) dini hari. Dua orang diantaranya yang bukan mahasiswa didapati membawa ganja dengan terkonfirmasi positif serta membawa airsoft gun dengan jenis peluru gotri. "Untuk yang kedua ini yang membawa ganja dan senjata ini telah kita tetapkan jadi tersangka," katanya.

Kapolda Jabar menegaskan pihaknya bakal membongkar kericuhan yang terjadi. Pihaknya juga bakal bekerja sama dengan universitas untuk memastikan keamanan dan ketertiban di Jawa Barat. "Kami ingin sekali membuka membongkar semua ini larinya mau kemana, karena tengah malam mempersenjatai diri berkumpul di tempat-tempat umum yang membahayakan orang lain dan saya harap tidak terjadi," kata dia.

Ia menegaskan pihaknya melakukan upaya penegakan hukum karena terdapat pelanggaran-pelanggaran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement