Kamis 25 Sep 2025 13:24 WIB

Dedi Mulyadi Bakal Evaluasi Pelaksanaan MBG di Jabar

Lebih dari 1.000 orang siswa mengalami keracunan di wilayah Cipongkor dan Cihampelas

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan sambutan saat acara Penguatan Ekosistem Perumahan dan Sosialisasi Kredit Program Perumahan bersama di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Kamis (18/9/2025). Tahun ini, pemerintah menargetkan 350 ribu rumah subsidi. KUR perumahan nantinya tak hanya menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah. Ekosistemnya seperti developer, kontraktor hingga toko bangunannya pun bakal merasakan manfaat dari program rumah subsidi tersebut.
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan sambutan saat acara Penguatan Ekosistem Perumahan dan Sosialisasi Kredit Program Perumahan bersama di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Kamis (18/9/2025). Tahun ini, pemerintah menargetkan 350 ribu rumah subsidi. KUR perumahan nantinya tak hanya menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah. Ekosistemnya seperti developer, kontraktor hingga toko bangunannya pun bakal merasakan manfaat dari program rumah subsidi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi bakal mengevaluasi pelaksanaan program makanan bergizi gratis (MBG) di wilayah Jabar mengingat sering terjadi keracunan massal siswa. Terbaru, lebih dari 1.000 orang siswa mengalami keracunan di wilayah Cipongkor dan Cihampelas, Bandung Barat diduga usai mengkonsumsi MBG.

"Pemprov Jabar akan melakukan evaluasi terhadap seluruh stakeholder program makan bergizi gratis di Jawa Barat," ujar Dedi Mulyadi dikutip dari laman media sosialnya, Kamis (25/9/2025).

Baca Juga

Ia mengaku bakal mengadakan pertemuan dengan pengelola MBG di wilayah Jawa Barat. Terkait dengan keracunan massal yang terjadi, Dedi menilai jumlah layanan program MBG tidak seimbang dengan pelayannya. "Begini, misal yang dilayaninya sekian ribu orang lalu jumlah yang melayani sedikit ditambah jarak yang ditempuh jauh," kata dia.

Dengan kondisi seperti itu, ia menyebut pengelola pun ingin memberikan layanan secara sekaligus. "Misal masak jam 1 atau jam 2 malam disajikan jam 12 siang kan jarak waktu lama itu perlu dievaluasi," kata dia.

Dengan dievaluasi, kata dia, menunjukan penyelenggara atau vendor kegiatan tidak mampu. Sehingga perlu diganti kepada yang lebih mampu.

Sebelumnya, seribu lebih siswa di wilayah Cipongkor dan Cihampelas mengalami keracunan massal diduga usai mengkonsumsi MBG. Makanan tersebut dibuat oleh tiga dapur MBG. Hingga Kamis (25/9/2025), perawatan jalan dan perawatan inap masih dilakukan kepada siswa yang mengalami keracunan. Mereka mengalami muntah, kejang-kejang, pusing dan mual.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement