Selasa 21 Feb 2023 17:26 WIB

Dishub Kota Bandung Mulai Uji Coba Konversi Angkot ke Bus Medium

Bus medium akan beroperasi di trayek mayoritas berada di utara Kota Bandung,

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nora Azizah
Penumpang berjalan memasuki bus Trans Metro Bandung di Terminal Cicaheum, Kota Bandung.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Penumpang berjalan memasuki bus Trans Metro Bandung di Terminal Cicaheum, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Dadang Darmawan mengatakan, lima dari 40 trayek angkutan perkotaan (angkot) telah mengujicobakan sistem konversi angkot menjadi bus medium. Bus medium tersebut beroperasi di trayek-trayek yang mayoritas berada di wilayah utara Kota Bandung.  

“Yang diujicoba itu ada rute Antapani-Ledeng, memang banyaknya di wilayah utara. Selama ujicoba itu kita gratiskan,” kata Dadang kepada Republika.co.id, Selasa (21/2/2023).  

Baca Juga

Lebih lanjut, Dadang menjelaskan bahwa bus medium berkapasitas 20 penumpang tersebut nantinya akan menggantikan dua kendaraan angkot, dengan harapan mampu mengurangi volume kendaraan di Kota Bandung. Program tersebut, sambung dia, juga merupakan bagian dari rencana pelaksanaan tranformasi transportasi di Kota Bandung yang mencangkup pengadaan BRT di wilayah Kota Bandung dan Bandung Raya.

Nantinya biaya operasional bus medium akan disubsidi langsung oleh Pemkot Bandung, sehingga operator tidak perlu lagi menunggu penumpang penuh dan hanya perlu mematuhi headway (waktu keberangkatan) yang ditetapkan. Dadang juga mengklaim, program ini mampu mengurangi jumlah angkot yang sudah tidak laik jalan.  

“Untuk ujicoba ini kebanyakan mobil yang dikonversi adalah mobil angkot yang sudah lama ya, lebih dari 15 tahun, karena kita kan juga ada aturan usia maksimum kendaraan umum,” kata Dadang. 

Setelah proses uji coba ini, nantinya Dinas Perhubungan juga akan melakukan rerouting untuk menyesuikan rute bus medium dengan jalur operasional BRT. Dadang juga mengaku telah berkomunikasi dengan sejumlah koperasi angkutan kota baik Kobutri, Kopamas, maupun Kobanter, dan mendapatkan respon yang cukup bagus. 

“Sampai sekarang responnya cukup bagus, dan mereka sambut baik, selama mereka tidak menjadi objek pembangunan saja tapi juga menjadi subjek dari proyek tersebut, sejauh ini responnya sangat bagus,” akunya.  

Dadang melanjutkan, nantinya armada bus medium yang dikerahkan seluruhnya disediakan oleh calon mitra atau operator, sementara Pemerintah Kota Bandung akan menyiapkan anggaran untuk biaya operasional operator. Dia juga mengungkapkan, berdasarkan data terakhir Dishub Kota Bandung, jumlah angkutan perkotaan di Kota Bandung mengalami penurunan yang cukup signifikan, imbas semakin banyaknya kendaraan umum berbasis aplikasi. 

“Terus terang berdasarkan data angkutan yang ada, semakin kesini jumlah angkot semakin menurun, dan umum nya pra koperasi angkot itu kesulitan untuk melakukan peremajaan armada, karena iklim usaha angkot ini juga sudah cukup berat dan hanya yang memang punya idealisme tinggi saja yang masih bertahan,” ungkap Dadang. 

“Tapi untuk saat ini kita akan ujicoba dulu karena dari sisi anggaran juga kami masih terbatas. Meski begitu program transformasi ini harus tetap dilakukan, karena kalau tidak maka persoalan kemacetan tidak akan terselesaikan,” sambungnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement