Jumat 10 Mar 2023 15:38 WIB

Trap-Neuter-Return, Kendalikan Populasi Kucing dengan Sterilisasi

TNR ini dilakukan dengan harapan populasi kucing liar menjadi lebih stabil.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Petugas mempersiapkan operasi sterilisasi kucing.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Petugas mempersiapkan operasi sterilisasi kucing.

REPUBLIKA.CO.ID, Jumlah kucing liar yang terlalu banyak atau over populasi, tak jarang membuat masyarakat merasa terganggu. Terlebih, apabila hewan berkaki empat ini tengah dalam keadaan birahi.

Mulai dari buang air kecil (BAK) sembarangan di mana-mana, mengeong mencari pasangannya, bahkan merusak barang-barang di sekitar seperti jok motor. Hal ini pun membuat masyarakat merasa tidak nyaman, apalagi kucing-kucing liar ini sulit diatur.

Oleh karenanya, sebanyak 30 orang relawan yang tergabung dalam komunitas Let’s Adopt Indonesia, Steril Malabar, dan KitaBisa bersama-sama melakukan kegiatan Trap-Neuter-Return (TNR) atau Tangkap-Steril-Lepas terhadap kucing-kucing liar.

Di Kota Bogor sendiri, ada beberapa titik yang menjadi sasaran para relawan untuk mencari kucing-kucing liar, yang kemudian akan dibawa ke klinik hewan untuk dioperasi steril. Mulai dari Taman Kencana, Taman Sempur, Stasiun Bogor, Alun-Alun Kota Bogor, Pasar Anyar, Pasar Jambu Dua, serta Kebun Raya Bogor.

Ditargetkan, ada 500 kucing yang akan disterilisasi di wilayah Kota Bogor. Sejauh ini, sudah dua kali kegiatan TNR dilakukan di Kota Bogor.

Sebanyak 30 relawan disebar di beberapa titik yang ditentukan. Masing-masing relawan yang mengenakan rompi berwarna biru dongker, dibekali dengan makanan kering untuk kucing, keranjang kucing, serta kertas untuk mendata.

Untuk memancing para kucing liar, botol kecil berisi makanan kering digoyang-goyangkan ke udara. Suara makanan kering yang beradu dapat memanggil para kucing untuk mendekat.

Begitu mendekat, kucing-kucing yang belum disterilisasi akan dimasukkan ke dalam keranjang secara perlahan. Baru kemudian didata, agar setelah disteril para kucing bisa dikembalikan ke titik asalnya.

Kucing-kucing yang ditangkap, mayoritas merupakan kucing betina karena betina dapat mengandung generasi kucing berikutnya. Tak jarang, kucing betina dengan anakannya yang masih menyusui juga turut diangkut.

Pada Ahad (5/3/2023), tercatat ada 60 kucing yang ditangkap dari beberapa titik. Kucing-kucing ini kemudian dibawa ke sebuah klinik hewan di bilangan Pondok Bambu, Jakarta Barat untuk dioperasi sterilisasi.

Untuk kucing yang dibawa dalam keadaan sakit, klinik akan mengobatinya terlebih dahulu sebelum disterilisasi dan dikembalikan ke tempat asalnya. Rata-rata, masa pemulihan kucing setelah operasi steril bisa mencapai tiga hingga lima hari.

Di klinik, para kucing ini diberi perawatan pascaoperasi. Mulai dari antibiotik, observasi, cek suhu, dan pemeriksaan kesehatan lainnya, supaya kucing bisa kembali ke tempat asalnya dalam keadaan lebih sehat.

Head of Operations Lets Adopt Indonesia, Carolina Fajar, mengatakan, kegiatan TNR ini dilakukan dengan harapan populasi kucing liar menjadi lebih stabil dan perlahan berkurang. Sebab, kucing-kucing yang terus berkembang biak bisa menyebabkan over populasi dan mengganggu kehidupan manusia.

“Mudah-mudahan dengan disteril kucingnya lebih kalem. Plus kucingnya lebih sehat karena kanker ovarium untuk betina, dan kanker testisnya untuk jantan, menjadi tidak ada karena sudah diambil,” ucap Carol.

Tim KitaBisa, Genoveva Karinza, mengatakan kegiatan TNR ini merupakan implementasi dari para donatur yang sudah dititipkan melalui KitaBisa. Terutama pada kegiatan sterilisasinya, melalui campaign kitabisa.com/temanhewansteril.

Dengan adanya kegiatan ini, KitaBisa menunjukkan bahwa mereka juga peduli dengan keberadaan teman-teman hewan di sekitar manusia. Bahkan, KitaBisa juga menggerakkan kegiatan Teman Hewan, yang diinisiasi Sherina Munaf dan Baskara Mahendra, dengan beberapa pilar salah satunya kegiatan sterilisasi.

Kendati demikian, Geno mengakui, isu di Indonesia yang fokus kepada hewan dan lingkungan dirasanya belum banyak. Dia berharap, setelah kegiatan TNR digalakkan, banyak masyarakat yang semakin peduli dengan isu lingkungan dan hewan.

“Sehingga ekosistem seimbang. Tidak hanya manusia, tapi semua makhluk hidup di kehidupan ekosistem ini,” harapnya.

Ke depan, kegiatan TNR akan dilakukan di daerah lain di luar Bogor. Seperti di sekitar Universitas Indonesia Depok, Kepulauan Seribu, Semarang, hingga Kudus. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan komunitas steril lainnya, yang memberikan informasi di mana titik yang banyak membutuhkan bantuan sterilisasi kucing.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement