Selasa 14 Mar 2023 10:02 WIB

Bertahan dari Dampak Pandemi, Perajin Kulit Cibaduyut Minta Dukungan Promosi

Rudiana memutar otak agar usaha kerajinan kulitnya dapat terus berjalan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Rudiana, salah satu perajin kulit di Cibaduyut, Kota Bandung.
Foto:

Dalam upaya mengenalkan produk para perajin kulit, Rudiana mengaku ada kerja sama dengan sejumlah agen perjalanan untuk menarik wisatawan. Sebagai daya tarik wisatanya, ditawarkan program edukasi dan budaya di Cibaduyut. Rudiana menilai, program edukasi pembuatan produk kulit terbilang dapat menarik minat wisatawan.

“Kita ada kerja sama dengan travel lewat wisata edukasi. Kemarin ada (pengunjung) dari Singapura. Memang niatnya mau belanja, tapi mereka ingin tahu cara pembuatannya sampai divideo, foto. Setelah itu, mereka bisa tahu kenapa produk kulit itu mahal karena cara pembuatan dan prosesnya agak lama dan cukup sulit,” ujar Rudiana.

Rudiana pun berharap pemerintah dapat terus memberikan dukungan, termasuk dalam memasifkan program-program untuk membantu perajin kulit Cibaduyut dapat terus eksis. Ia berharap Sentra Sepatu Kulit Cibaduyut juga bisa kembali jaya, sebagaimana dahulu. “Saya minta pemerintah dapat lebih memasifkan program untuk membantu UMKM, supaya Cibaduyut bisa maju lagi kayak dulu,” kata Rudiana.

 

photo
Pekerja memproduksi alas kaki di kawasan Kampung Wisata Kreatif (KWK) Sentra Sepatu Cibaduyut di Cibaduyut, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/3/2023). - (Abdan Syakura/Republika)

 

Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi mendorong soal dukungan pemasaran produk-produk para perajin atau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Misalnya, kata dia, dengan memasifkan pasar kreatif di pusat-pusat perbelanjaan.

“Tugas kita di pemerintahan adalah bagaimana peluang yang ada ini diberikan fasilitas supaya mereka (perajin/pelaku UMKM) bisa mengembangkan potensinya. Karena, yang menjadi kendala mereka sejauh ini adalah pemasaran,” kata Asep, saat menghadiri peluncuran KWK Sentra Sepatu Cibaduyut.

Keberadaan KWK juga diharapkan bisa dioptimalkan. Selain di Cibaduyut, sejauh ini ada enam KWK lain di wilayah Kota Bandung. Menurut Asep, KWK bisa diramaikan dengan berbagai kegiatan, sehingga diharapkan menjadi daya tarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“KWK ini juga bisa dimaksimalkan dengan layanan edukasi dan seni budaya dari masing-masing wilayah, agar wisatawan dapat datang bukan hanya untuk berbelanja, tapi juga berwisata,” kata dia.

Terkait hal itu, Asep mendorong Pemkot Bandung meningkatkan fasilitas pendukung di KWK. Seperti akses jalan, lahan parkir, bahkan termasuk penginapan.

“Jangan sampai kita hanya luncurkan banyak KWK, tapi fasilitas pendukungnya tidak. Ini yang sampai sekarang masih jadi PR (pekerjaan rumah) bersama. Bagaimana upaya kita agar bisa mengintegrasikan KWK ini sebagai pusat kegiatan ekonomi yang nyaman, bukan hanya bagi para perajin atau pedagang, tapi juga pengunjung atau wisatawan,” ujar Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement