Kamis 16 Mar 2023 08:49 WIB

Yuks Nikmati Sensasi Arung Jeram di Sungai Ciwulan Tasikmalaya

Untuk menjajal arung jeram, dikenakan biaya Rp 120 ribu per orang untuk jarak pendek.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Pemkot Tasikmalaya melakukan survei jalur arum jeram di Sungai Ciwulan, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Rabu (15/3/2023). Survei itu dilakukan jelang kegiatan Tasik Baseuh 2023.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pemkot Tasikmalaya melakukan survei jalur arum jeram di Sungai Ciwulan, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Rabu (15/3/2023). Survei itu dilakukan jelang kegiatan Tasik Baseuh 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak 11 perahu karet berjajar di muara Sungai Cikunir, tepatnya di Kelurahan Cibeuti, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Rabu (15/3/2023) pagi. Belasan perahu itu sengaja diterjunkan untuk melakukan survei jalur sungai yang akan digunakan untuk arung jeram dalam kegiatan Tasik Baseuh 2023.

Republika berkesempatan ikut dalam rombongan tim survei itu. Dari total 11 perahu yang disediakan, terdapat 10 perahu yang diperuntukan bagi peserta. Sementara satu perahu lainnya khusus untuk tim rescue yang menjaga keamanan dan keselamatan para peserta.

Satu unit perahu karet umumnya diisi oleh enam orang, yang terdiri dari lima orang peserta dan satu skipper. Setiap orang harus menggunakan pelindung berupa pelampung dan helm, dan tentunya membawa dayung untuk mengarahkan perahu.

Rombongan berangkat mulai dari muara Sungai Cikunir, yang merupakan anak Sungai Ciwulan, pada sekitar pukul 10.00 WIB. Perjalanan melewati Sungai Cikunir tak lama, untuk sampai ke Sungai Ciwulan. Sejumlah jeram yang muncul cukup memacu adrenalin selama perjalanan.

Ketika menyusuri sungai, petunjuk skipper adalah hal mutlak. Terkadang, skipper memberi arahan tim untuk mengayuh dayung ke depan, belakang, serta bergoyang atau pindah posisi duduk ketika perahu tersangkut batu.

Kendati memacu adrenalin, aliran air di sungai itu tak melulu jeram. Terdapat beberapa aliran yang tenang, sehingga jantung dapat beristirahat sejenak dari kecepatan tinggi. Konsekuensinya, dayung mesti selalu dikayuh agar perahu berjalan.

Sekitar satu jam kemudian, rombongan tiba di bawah jembatan gantung Leuwibudah, tepatnya di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu. Di tempat itu, rombongan menepi sejenak untuk melakukan aksi bersih-bersih sungai.

Tak lama, perjalanan kembali dilanjutkan. Jeram demi jeram kembali dilewati. Beberapa peserta ada yang terjatuh ke dalam sungai, yang lansung dengan sigap ditolong oleh tim rescue. Meski begitu, tak sampai ada perahu yang terbalik lantaran aliran sungai ketika itu sedang tak terlalu deras.

Kendati demikian, menyusuri sungai menggunakan perahu karet itu cukup menyenangkan. Selain kondisi sungainya relatif bersih, beberapa kali juga terlihat biawak yang muncul di tepi sungai.

Setelah sekitar dua jam perjalanan, rombongan akhirnya tiba di tempat peristirahatan, tepatnya di Kelurahan Leuwiliang, Kecamatan Kawalu. Di tempat yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari titik awal itu, sejumlah kudapan telah disediakan, serta air kelapa yang menghilangkan dahaga. Di tempat itu juga terdapat sejumlah warung yang bisa digunakan untuk bersantai. 

Perjalanan semestinya harus dilanjutkan ke pemberhentian akhir hingga ke Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, yang jaraknya masih sekitar dua kilometer lagi. Namun, sejumlah peserta mengakhiri perjalanan di titik istirahat itu.

 

 

 

photo
Ratusan pehobi selancar Sungai Ciwulan, Kota Tasikmalaya tengah mencoba andrenalin mereka. Wisata Sungai Ciwulan, mengampanyekan sungai untuk dijaga kelestariannya dan meningkatkan ekonomi warga setempat. - (ANTARA)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement