REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus memantau harga komoditas pokok dan ketersediaannya menjelang bulan Ramadhan. Ada sejumlah komoditas yang menjadi sorotan.
Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut Nia Gania Karyana mengatakan, pihaknya bersama 20 UPT melakukan pemantauan di pasar pemerintah. Di Kabupaten Garut ada 15 pasar milik pemerintah daerah yang jadi rujukan.
Secara umum, menurut Gania, ketersediaan komoditas pokok masih terjaga. “Bahan pokok masih ada di setiap pasar. Di beberapa pasar bahkan transaksinya berkurang karena hujan,” kata dia, Senin (20/3/2023).
Namun, Gania mengatakan, ada sejumlah komoditas yang harganya naik atau masih tinggi. Salah satunya beras. Menurut dia, harga beras premium di Kabupaten Garut saat ini masih sekitar Rp 14 ribu per kilogram. Padahal normalnya sekitar Rp 12.500 per kilogram.
“Ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Nah, kami sedang mengusulkan ke Bulog untuk melakukan operasi pasar karena masih banyak stok beras di Bulog,” kata Gania.
Sementara komoditas cabai dan bawang merah harganya mengalami kenaikan. Gania mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Garut. “Katanya bulan ini akan panen. Harga mahal kemarin itu karena faktor budi daya. Mudah-mudahan ketersediaan terjaga,” ujar dia.
Gania juga menyoroti stok minyak goreng curah kemasan sederhana merek Minyakita di pasaran. Menurut dia, Kabupaten Garut sudah menerima distribusi 7.000 liter Minyakita. Stoknya sudah berkurang. “Kami sudah minta tambahan ke provinsi agar stok Minyakita tetap aman,” ujar dia.