REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga sejumlah komoditas pangan biasa mengalami kenaikan menjelang bulan Ramadhan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar memperkirakan harga sejumlah komoditas pangan masih akan naik hingga H-1 Idul Fitri mendatang.
“Kita prediksi kenaikannya mencapai 10-20 persen,” kata Gin Gin, saat ditemui Republika pada kegiatan di Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (27/3/2023).
Gin Gin mencontohkan komoditas cabai dan bawang. Menurut dia, permintaan komoditas tersebut meningkat, tapi stoknya berkurang. “Dari sisi produksi memang karena cuaca tidak menentu,” ujarnya.
Pada Senin (27/3/2023), harga cabai rawit merah di Kota Bandung dilaporkan berkisar Rp 75 ribu-95 ribu per kilogram. Harga cabai merah keriting dan cabai merah besar disebut sekitar Rp 55 ribu per kilogram. Sedangkan cabai rawit hijau harganya masih berkisar Rp 55 ribu-70 ribu per kilogram.
Sementara komoditas bawang merah harganya kini dilaporkan sekitar Rp 40 ribu per kilogram dan bawang putih berkisar Rp 30 ribu-35.500 per kilogram.
Tak hanya cabai dan bawang, Gin Gin juga menyoroti harga daging dan telur ayam ras. Menurut dia, kenaikan harga komoditas tersebut diperkirakan akibat imbas tingginya permintaan dan harga pakan ayam.
Soal harga pakan ayam ini disebut masih dikeluhkan para peternak. “Harga pakan ayam sedang naik dan tentu berpengaruh terhadap harga daging ayam dan telur,” katanya.
Harga daging ayam saat ini disebut sekitar Rp 38 ribu per kilogram dan telur ayam Rp 29 ribu per kilogram. “Untuk stok dipastikan aman, bahkan kita juga terus lakukan operasi pasar, ada gelar pangan murah juga. Itu untuk membantu mengadakan pangan dengan harga yang lebih terjangkau,” ujar Gin Gin.
Adapun komoditas daging sapi, menurut Gin Gin, harganya masih relatif normal, berkisar Rp 130 ribu-140 ribu per kilogram.
Gin Gin mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan terus memantau harga komoditas pangan dan menjaga agar tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.
“Kita juga terus lakukan komunikasi dengan daerah produsen agar distribusi pangan ke Kota Bandung tetap lancar dan tidak berkurang,” kata Gin Gin.