Selasa 28 Mar 2023 09:39 WIB

Ada Tiga Daerah yang Harga Kebutuhan Pokoknya Naik tak Wajar

Mendagri mengingatkan kepala daerah untuk waspada meningkatnya inflasi saat Ramadhan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah komoditas yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat terpantau relatif stabil. Namun, di ketiga daerah Kota Depok, Kota Bandung, dan Kabupaten Karawang harga kebutuhan pokok itumengalamikenaikan tidak wjaar.
Foto: istimewa
Sejumlah komoditas yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat terpantau relatif stabil. Namun, di ketiga daerah Kota Depok, Kota Bandung, dan Kabupaten Karawang harga kebutuhan pokok itumengalamikenaikan tidak wjaar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan, harga kebutuhan pokok pada pekan pertama Bulan Ramadhan secara umum masih relatif terkendali. Namun, ada beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat tidak wajar di tiga daerah. Yakni, Kota Depok, Kota Banjar, dan Kabupaten Karawang. 

"Secara umum harga-harga di Jabar terkendali," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai menghadiri Rakor Pengendalian Inflasi secara virtual di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin petang (27/3/2023). 

Terkait dengan kenaikan yang tidak wajar, Emil mengatakan, pihaknya langsung melakukan beberapa tindakan di tiga wilayah tersebut agar harga kembali terkendali. "Kita sangat spesifik fokus di tiga daerah itu sehingga secara umum nanti menjelang lebaran relatif harga mungkin naik, tapi masih terkendali," katanya. 

Emil mengatakan, komoditas pangan yang harganya dianggap tidak wajar di Kota Depok yaitu cabai dan bawang. Sementara di Kota Banjar yaitu ayam, dan di Kabupaten Karawang adalah telur. 

Langkah yang akan dilakukan, kata dia, adalah melakukan operasi pasar dan memberikan subsidi transportasi. "Subsidi ini untuk menambahi transportasi komoditas jika dirasa mahal," kata Emil. 

Dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan, kepada kepala daerah untuk waspada terhadap meningkatnya inflasi saat Bulan Ramadan. 

Tito mengatakan, demand yang tinggi pada Bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri perlu diikuti oleh ketersediaan barang dan harga yang terjangkau. 

"Demand tinggi selama puasa dan jelang lebaran perlu diikuti oleh ketersediaan dan harga yang harus terjangkau oleh masyarakat. Itulah target kita sampai lebaran," kata Tito. 

Tito mengatakan, sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa komoditas yang harus diwaspadai dan memberi andil besar terhadap inflasi adalah beras, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras. 

"Komoditas yang harus diwaspadai khususnya di Pulau Jawa yang memberikan andil besar terhadap inflasi yaitu beras, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras, ini mengalami fluktuasi harga yang signifikan," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement