Rabu 12 Apr 2023 07:14 WIB

Anas Urbaningrum Bisa Mainkan Gaya 'Politik Teraniaya' Ala SBY

Cara itu sukses menaikkan elektabilitas SBY hingga duduk di tahta Presiden RI.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyapa kerabat dan simpatisan usai bebas dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin, Jalan A.H. Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (11/4/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyapa kerabat dan simpatisan usai bebas dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin, Jalan A.H. Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (11/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Ernesto Maraden Sitorus memprediksi, masa depan mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tak akan jauh dari dunia politik. Ia menduga Anas bisa memainkan gaya "politik teraniaya" dalam beberapa waktu ke depan 

Anas baru saja keluar dari Lapas Sukamiskin, Kota Bandung pada Selasa (11/4/2023). Pada saat ini, Anas mengklaim, masih mempertimbangkan kapan bakal resmi terjun ke dunia politik. 

Fernando menyebut, kubu Anas bisa memainkan narasi politik teraniaya atau seolah jadi korban demi meraih simpati publik. "Upaya yang dibangun Anas dan para loyalis bahwa dia merupakan dikorbankan karena bertentangan dengan keinginan SBY mengenai posisi Ketum Partai Demokrat," kata Fernando kepada Republika, Selasa(11/4/2023). 

Fernando meramalkan strategi politik teraniaya masih bisa digunakan untuk Pemilu 2024. Cara ini menurutnya, bisa mendongkrak elektabilitas Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang lekat dengan Anas. 

PKN sendiri sudah terbentuk dan bisa mengikuti pemilu pada tahun depan. Walau pun Anas terganjal hukuman pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik selama lima tahun terhitung sejak selesai menjalani pidana pokok, setidaknya Anas tetap bisa menjadi pengurus atau simpatisan PKN. 

"Diharapkan cara ini akan memberikan kesan positif terhadap Anas karena sebagai pihak yang teraniaya," ujar Fernando. 

Fernando juga meyakini Anas Urbaningrum tetap memiliki loyalis dari berbagai daerah yang akan memberikan nilai tersendiri. Hal ini menurutnya patut dimanfaatkan oleh Anas demi elektabilitas PKN yang baru seumur jagung. 

"Partai politik seperti PKN yang dikomandoi oleh Pasek tentu sangat berharap Anas memberikan dampak untuk kepentingan perolehan suara dan juga calon presiden (yang diusung PKN) yang akan memperbesar peluang kemenangan," ucap Fernando. 

Diketahui, strategi politik teraniaya pernah digunakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY menggunakan cara itu ketika menjadi Menteri di kabinet pimpinan Presiden Megawati. Kubu SBY "membangun" narasi keinginannya menjadi Presiden nampak terhambat oleh Megawati. Narasi yang beredar itu membuat SBY sebagai sosok yang perlu "dikasihani" karena teraniaya oleh "bosnya" sendiri. 

Cara itu akhirnya sukses menaikkan elektabilitas SBY hingga duduk di tahta Presiden RI dua kali berturut-turut. Padahal SBY maju sebagai Presiden dari Partai Demokrat yang baru dibentuk saat itu. 

Diduga taktik semacam itu menuai reaksi positif karena mayoritas masyarskat merasa hidupnya teraniaya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement