REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, menilai, bergabungnya pegiat media sosial Ade Armando dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bakal membuat partai tersebut semakin keras menyerang Anies Baswedan. Ade bakal menjadi amunisi baru bagi PSI, mengingat dia sudah sejak lama kerap menyerang Anies.
"Dengan menambah sosok kontroversi seperti Ade Armando, PSI akan terus memproduksi isu untuk menyerang Anies Baswedan semata," kata Efriza kepada Republika, Rabu (12/4/2023).
Selama ini, PSI memang kerap kontra terhadap kebijakan Anies ketika dia menjabat gubernur DKI Jakarta. Bahkan, Ketua Umum PSI Giring Ganesha sempat saling berbalas sindiran dengan Anies terkait gelaran balap Formula E.
Sedangkan Ade Armando merupakan sosok yang kerap mengkritik, termasuk mencemooh, Anies lewat media sosialnya. Karena itu pula lah Ade dianggap sebagai sosok kontroversial
Efriza menambahkan, bergabungnya Ade membuat PSI kehilangan ciri khas sebagai partai anak muda dengan ide-ide segar. Kehadiran Ade justru membentuk persepsi bahwa PSI semakin banyak diisi orang-orang kontroversial semata.
"Bahasa anak sekarang, 11 dan 12 lah antara Ade Armando dan Giring Ganesha selaku ketua umum PSI. Sama-sama sibuk berkomentar, kritik sini-kritik sana, tapi tanpa ide-ide segar dan cerdas," ujar Dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Sutomo, Serang, Banten itu.
Selain itu, kata dia, bergabungnya Ade Armando tidak akan mendongkrak popularitas, apalagi elektabilitas PSI yang kini baru 1 persen. Sosok Ade yang kontroversial justru bakal membuat publik enggan memilih PSI.
Ade Armando resmi menjadi anggota PSI pada Selasa (11/4/2023). Sebelum masuk partai, Ade telah mengajukan pensiun dini sebagai dosen PNS di Universitas Indonesia.
PSI bakal mengusung Ade menjadi calon anggota DPR RI pada Pemilu 2024. Ade akan maju dari daerah pemilihan (Dapil) Jakarta II yang meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri. Dia optimistis bakal lolos ke Senayan.
Ade mengaku, ingin menjadi anggota DPR RI agar bisa memberantas praktik korupsi di lembaga tersebut. Dia juga ingin memberantas toleransi di Tanah Air dengan membuat undang-undang tertentu di DPR RI.